Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif
adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari
pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi.
Jenis penalaran deduktif yaitu:
1. Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari
tiga proposisi.
2. Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas
premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
3. Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas
premis mayor berupa proposisi alternatif.
4. Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
· CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF
Chairil Anwar
terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam
puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai
bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil
dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang
dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan
bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda.
Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru
dalam bidang puisi pada 1945.
Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua,
yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.
1. Penarikan simpulan secara
langsung
Simpulan secara
langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu
prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan secara langsung:
·
Semua S adalah P. (premis)
Sebagian
P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua manusia mempunyai rambut. (premis)
Sebagian yang mempunyai rambut
adalah manusia. (simpulan)
·
Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh: Semua pistol
adalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak satu pun pistol adalah
senjata tidak berbahaya. (simpulan)
·
Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh: Tidak seekor
pun gajah adalah jerapah. (premis)
Semua gajah adalah bukan jerapah.
(simpulan)
·
Semua S adalah P. (premis)
Tidak
satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak
satu-pun tak P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua kucing adalah berbulu. (premis)
Tidak satu pun kucing adalah takberbulu.
(simpulan)
Tidak satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan)
2. Penarikan simpulan secara tidak
langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung
diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan
sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan
premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan
tidak langsung, yaitu:
·
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contohnya:
-
Semua manusia akan mati
Ani
adalah manusia
Jadi,
Ani akan mati. (simpulan)
-
Semua manusia bijaksana
Semua
dosen adalah manusia
Jadi,
semua dosen bijaksana. (simpulan)
·
Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya
:
-
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada
malam hari tidak ada sinar matahari
Pada
malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.
-
Semua ilmuwan adalah orang cerdas
Anto
adalah seorang ilmuwan.
Jadi,Anto
adalah orang cerdas.
Jadi, dengan demikian
silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat
dijadikan silogisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar