Sabtu, 09 Januari 2016

SOAL
1.      Definisi analisis kinerja sistem teknologi informasi
2.      Metode analisis kinerja sistem teknologi informasi
3.      Standar-standar analisis kinerja sistem teknologi informasi
4.      Metode pengumpulan data analisis
-          Knowledge base
-          Data mining
                           

JAWAB :



1.      DEFINISI ANALISIS KINERJA SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

Terdapat beberapa badan standar yang mengeluarkan defenisi kinerja, antara lain :

1.      Standar industri Jerman DIN55350
Kinerja terdiri dari semua karakteristik dan aktivitas penting yang dibutuhkan dalam suatu produksi, yang meliputi perbedaan kuantitatif dan kualitatif produksi atau aktivitas keseluruhan.
2.      Standar ANSI (ANSI/ASQC A3/1978)
Kinerja adalah gambaran dan karakteristik produksi keseluruhan atau pelayanan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan.
3.      Standar IEEE untuk kinerja perangkat lunak (IEEE Std 729 - 1983)
Kinerja adalah tingkatan untuk memenuhi kombinasi perangkat lunak yang diinginkan.

Secara umum dapat didefenisikan sebagai semua karakteristik dan aktifitas penting yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang akan dicapai.

Konsep Dasar

Istilah kinerja (performance) mengacu pada pelayanan yang disediakan oleh orang atau mesin untuk siapapun yang memerlukannya. Suatu sistem pemroses informasi adalah sekumpulan komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang memiliki kemampuan untuk memproses data melalui program-program yang ditulis. Dengan demikian istilah kinerja untuk suatu sistem yang memproses informasi adalah merupakan fasilitas-fasilitas yang dapat tersedia untuk dimanfaatkan yang meliputi bahasa pemrograman, utiliti yang digunakan untuk mendesain dan pengembangan program, utiliti pemrosesan, feature untuk memperbaiki kegagalan dan sebagainya.
Kinerja (performance) terdiri dari indeks-indeks yang dapat melambangkan kemudahan, kenyamanan, kestabilan, kecepatan dan lain-lain. Setiap indeks memiliki kuantitas dan kemudian menjadi obyek evaluasi. Suatu indeks performance dapat dievaluasi dengan berbagai cara, antara lain:

• Dapat diukur (measured)
• Dapat dihitung (calculated)
• Dapat diperkirakan (estimated)

evaluasi tersebut merupakan kuantitatif (=sesuatu yang dapat dijabarkan dalam angka). Namun demikian banyak faktor dari sistem yang dipilih adalah merupakan kualitatif yang sukar untuk dikuantisasi.

2. TUJUAN EVALUASI

Evaluasi diperlukan untuk memberi gambaran apakah suatu kinerja sistem yang ada, sudah sesuai dengan yang dibutuhkan serta sesuai dengan tujuan.

Aplikasi teknik evaluasi dapat diklasifikasikan dalam empat kategori :
1.      Procurement, seluruh masalah evaluasi yang dipilih dari sistem atau komponen-komponen sistem (yang ada pada sistem atau pun alternatifnya).
2.      Improvement, meliputi seluruh masalah kinerja yang timbul pada saat suatu sistem sedang bekerja.
3.      Capacity Planning, terdiri dari masalah yang berhubungan dengan prediksi kapasitas sistem di masa yang akan datang.
4.      Design, Seluruh masalah yang harus dibuat pada saat akan menciptakan suatu sistem yang baru.

3. SISTEM REFERENSI

Untuk memberi gambaran pendekatan dalam sistem yang akan diobservasi dalam evaluasi kinerja, maka digunakan sustu sistem acuan (referensi). Konfoigurasi sistem yang digunakan sebagai sistem referensi antara lain :

1. Uniprogrammed Batch-processing References System (UBRS). Pada sistem ini model batch processing digunakan dan resources utamanya diatur oleh pemrograman tersendiri.
2. Multiprogrammed Batch-processing References System (MBRS). Teknik ini mewakili adanya pemrosesan dari suatu aktivitas yang overlapping (secara bersamaan memenuhi sistem. Dalam sistem ini aktivitas CPU (SPOOL=simultanous processing operation online), aktivitas channel dapat overlap.
3. Multiprogrammed Interactive Reference System (MIRS). Karakteristiknya adalah adanya interaktif terminal dimana user dapat berhubungan (converse) dengan sistem, yang disebut dengan interactive transaction.
4. Multiprogrammed Interactive Vrtual Memory Reference System (MIVRS). User dapat memprogram di dalam ruang alamat memori secara virtual yang berbeda dengan sistem memori aktual.

4. INDEKS KINERJA

Level Evaluasi kinerja : 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPtD7gsO__r0_tBnVK99yUl0Jn0sTcRrG70mCBvwGnqFZ6x6DD2-H03MnZp2IzeBavqYJW_ohH2-xhLRD_qJ36CugRb_VVdqi5mv1Sxw0DQZYNsyTF1Ip0Il9tjCR1xOS5pKPHSCqqiCzD/s200/Level.jpg




Ketiga level di atas memiliki tujuan yang sama, yaitu membuat operasional sistem menjadi efisien, namun problem yang dihadapi di masing-masing level akan dilihat dari sudut yang berbeda.

1. Desainer Sistem (perangkat keras/ Perangkat lunak), tugas :
a. Harus selalu menjaga/memikirkan jangkauan sistem aplikasi yang mungkin digunakan.
b. Memperhatikan penggunan/pemanfaatan sistem komputer yang mempengaruhi kerja beberapa variabel seperti : waktu akses memori, kecepatan CPU, pengorganisasian program dan basis data, algoritma lokasi memori.
c. Obyek bagi indeks internal

2. Manajer Instalasi, tugas :
a. Lebih memperhatikan keseimbangan (balance)
b. Cost effective yang digunakan komponen sistem.
c. Memilih banyak layanan yang memuaskan untuk banyak user.
d. Mengatur penggantian fasilitas yang digunakan.
e. Obyek bagi indeks internal

3. Analis dan programmer, tugas :
a. Lebih berkonsentrasi pada lingkup pekerjaan pemrograman secara operasional.
b. Dapat mempempengaruhi secara langsung terhadap bermacam-macam sumber beban (seperti CPU, periferal, memori dan lain-lain)
c. Mengevaluasi proses agar efisien dalam waktu dan efisien dalam harga.
d. Obyek bagi indeks eksternal











Skema dari suatu studi evaluasi kinerja :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivr2J_idMqjP1GT5fDOOEwbcYoESBhzkrOn52noUtDiz_1iSMunr8ubhqgZ-gbLfWft8M7t0BCe-WyiM8SXyHnkmfGxaIvhWO924QvhNfT-juSCxJJ6M5bX29UUe9Da6yoL98EaUZfbMlC/s400/flowchart.jpg
                                                           
Nilai-nilai variabel yang dibutuhkan dalam kegiatan evaluasi kinerja sistem adalah :

1.   Karakteristik sistem fisik
Variabel ini berisi :
a. informasi mengenai konfigurasi sistem perangkat keras dan perangkat lunak (ukuran memori, jumlah channel dan kapasitas disk, lokasi file sistem, BIOS).
b. Operasi bermacam komponen (CPU, tipe channel, waktu akses disk, dan lain-lain).

2.   Kondisi operating sistem
Terdiri dari penggambaran beban yang akan dievaluasi (seperti workload melalui pendekatan probabilistik).

3.   Indeks kinerja sistem
a. Klasifikasi indeks kinerja terbagi menjadu dua yaitu indeks internal (mengukur kegunaan masing-masing komponen sistem) dan indeks eksternal (mengevalusai secara eksternal terhadap proses sistem agar efisien).
b. Indeks internal memanfaatkan orang-orang pada level 1 dan level 2.
c. Indeks eksternal memakai orang-orang pada level 3 yaitu dilihat dari sisi pengguna akhir yang terlibat langsung (user).

Tabel indeks Kinerja

Indeks eksternal
Indeks Internal
Turn around time
CPU Utilization
Response time
Overlap of activities
Throughput
Faktor multiprogramming
Capacity
Level multiprogramming
Availability
Paging rate
Realibility
Reaction time










2.      METODE ANALISIS KINERJA SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI
1.      Metode System Development Life Cycle (SDLC) 
Model SDLC  atau Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air TerjunModel ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan
Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum yang lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar. Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena:
-           Resource intensive
-          Tidak fleksibel
-          Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang cepat
Tahapan-tahapan (SDLC):
a.       Fase Perencanaan Sistem
Dalam tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan. Penyediaan sumber daya baru dan penyediaan dana untuk pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari tahapan ini adalah : Langkah-langkah detail rencana kerja dan penugasan untuk anggota tim.
b.      Fase Analisis Sistem
-          Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan system: definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala system, ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
-          Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
-          Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
-          Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
-          Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
-          Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
-          Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju

c.       Fase Perancangan Sistem secara Umum
-          Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
-          Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
d.      Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek system dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.

e.       Fase Perancangan Sistem secara Detail
Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.
f.       Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
-          Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
-          Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
                  -        laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:
1.      Rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart
2.      Penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
·         Pengembangan perangkat lunak
·         Persiapan lokasi peletakkan sistem
·         Instalasi peralatan yang digunakan
·         Pengujian Sistem

2.      Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
Tahapan-tahapan Model Prototyping
1.      Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2.      Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3.      Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.
4.      Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5.      Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6.      Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
7.      Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

3.     Model RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Tahapan-tahapan Model RAD
1.      Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi  seperti: informasi mengendalikan proses bisnis, di mana informasi digunakan,  siapa yang memprosenya, dan informasi apa yang dimunculkan.
2.      Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh..
3.      Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
4.      Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan padimplementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data tertentu
5.      Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.

4.     Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Tahapan-tahapan Model Spiral
1.      Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan- kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
2.      Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
3.      Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
4.      Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi tersebut.
5.      Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan kepada pemakai.
6.      Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.
5.     Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Filosofi Object Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak (perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan system secara keseluruhan.
Tahapan-Tahapan Object Oriented Technology
6.     Functional Decomposition Methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan.
Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
Information Hiding
7.     Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
1. Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
- Composite Design
- SSAD (Structured System Analysis and Design)
2. Data Structured oriented methodologiesMetodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- JSD (Jackson’s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)
8.     Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan system informasi. ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :
1. PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural.
2. PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
9.     Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang.
Tahapan-Tahapan Model V
1.      Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak
2.      System Design & System Testing
Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
3.      Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.
4.      Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.
5.      Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
10.                        Metode End-user Development
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Tahapan-tahapan EUD
1.      Tahap inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi
informasi.
2.      Tahap ketularan (contagion)
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan
teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan
untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
3.      Tahap kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan
teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan
penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
4.      Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya
mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya
(cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi
yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing.

11.                        Metode Outsourcing
Outsourcing merupakan salah satu metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.

3.      STANDAR-STANDAR ANALISIS KINERJA SISTEM \TEKNOLOGI INFORMASI

-          Standar industri Jerman DIN55350 ; Kinerja terdiri dari semua karakteristik dan aktivitas penting yang dibutuhkan dalam suatu produksi, yang meliputi perbedaan kuantitatif dan kualitatif produksi atau aktivitas keseluruhan. 
-            Standar ANSI (ANSI/ASQC A3/1978) ; Kinerja adalah gambaran dan karakteristik produksi keseluruhan atau pelayanan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan. 
-          Standar IEEE untuk kinerja perangkat lunak (IEEE Std 729 - 1983) ; Kinerja adalah tingkatan untuk memenuhi kombinasi perangkat lunak yang diinginkan. Secara umum dapat didefenisikan sebagai semua karakteristik dan aktifitas penting yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang akan dicapai.


















4.      METODE PENGUMPULAN DATA ANALISIS
Knowledge Management (KM)

a.       Pengertian Knowledge Management
Knowledge Management adalah proses mengumpulkan dan menciptakan pengetahuan secara efisien, mengatur basis pengetahuan organisasi (organicational knowledge base) untuk menyimpan pengetahuan, dan memfasilitasi knowledge sharing (berbagi pengetahuan) sehingga pengetahunn tersebut dapat diterapkan di dalam perusahaan. Tujuan utama dari knowledge management adalah memfasilitasi knowledge sharing (berbagi pengatahuan). Saling berbagi pengetahuan tersebut dapat terjadi antara pelanggan, pegawai dan dengan rekan-rekan bisnis.

b.      Aktivitas Knowledge Management dan Dukungan Teknologi Informasi
Dalam pelaksanaannya knowledge management ditunjang oleh Teknologi Informasi untuk hal-hal sebagai berikut :
·                     Knowledge identification
Knowledge identification merupakan aktivitas identifikasi terhadap pengetahuan.
·                     Knowledge discovery and analysis
Dengan menggunakan mesin pencari (search engines), basis data dan data mining. Pengetahuan yang tepat dapat ditemukan dan dianalisis.
·                     Knowledge acquisition
Knowledge acquisition merupakan proses pengumpulan dan pengaturan pengetahuan sehingga dapat digunakan.
·                     Knowledge creation via idea generation
Knowledge creation via idea generation merupakan proses pembuatan pengetahuan dengan menggunakan teknologi idea generation. Terdapat berbagai macam software untuk idea generation, yang dirancang membantu menstimulasi seorang atau suatu kelompok untuk menghasilkan ide-ide atau pilihan-pilihan .
·                     Establishment of organizational knowledge bases
Pengetahuan perusahaan perlu disimpan pada suatu basis pengetahuan (knowledge base) sehingga perlu dibuat suatu basis pengetahuan (knowledge base).
·                     Knowledge distribution and use
Teknologi diterapkan untuk memungkinkan pendistribusian knowledge ketika dibutuhkan.

·         Data Mining

a.    Pengertian Data Mining
Data Mining adalah teknik manajemen data yang digunakan dengan data warehouses dan data marts. Teknologi data miniing memiliki kemampuan untuk melakukan perkiraan otomatis dari trends dan behaviors (automated prediction of trends and behaviors) serta menemukan pattern yang sebelumnya tidak diketahui secara otomatis (automated discovery of previously unknown patterns).

b.     Karakteristik Data Mining
Data mining memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
-          Lembaga Sertifikasi Profesi Telematika Indonesia 217
-          Tools data mining dibutuhkan untuk mendapatkan data yang terpendam.
-          Miner yang dalam hal ini adalah pengguna, dilengkapi dengan “data drills” dan query tools untuk mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut dengan cepat.
-          Environtment dari data mining biasanya memiliki arsitektur client/server.
-          Karena jumlah data yang besar, terkadang dibutuhkan proses yang paralel pada data mining.
-          Tools data mining dapat dengan mudah dikombinasikan dengan spreadsheetatau tools pengembangan software lainnya, yang memungkinkan analisis dan proses terhadap data cepat dan mudah.
-          Data mining menghasilkan lima jenis informasi, yaitu : associations, sequences, classifications, clusters, dan forecasting.

c.     Tools Data Mining
Data mining dapat menggunakan beberapa tools berbasis teknologi informasi.
Beberapa tools yang cukup dikenal adalah sebagai berikut :
·                     Neural Computing
Neural Computing adalah pendekatan machine-learning dimana data historis dapat diteliti untuk diperoleh polanya (patterns).
·                     Intelligent Agents
Intelligent agents adalah agents yang dapat membantu melakukan data mining seperti analisis trend, prediksi dan lain sebagainya. Contoh penggunaanya adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat pada internet atau intranet dengan basis data.
·                     Association Analysis
Association Analysis adalah pendekatan dimana pengguna menentukan suatu algoritma yang mengurutkan kumpulan data yang besar dan menyatakan aturan statistik di antara data-data tersebut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar