Selasa, 03 November 2015

Unsur-Unsur Alinea (Paragraf)
1.  Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
2.  Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
-          Deduktif : kalimat utama diletakan di awal alinea
-          Induktif : kalimat utama diletakan di akhir anilea
-          Variatif : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
-          Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea.
3.   Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4.  Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
-          Provokatif (menarik)
-          Berbentuk frase
-          Relevan (sesuai dengan isi)
-          Logis
-          Spesifik

Manfaat Alinea

Adapun beberapa manfaat alinea adalah sebagai berikut :
  1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
  2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
  3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
  4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil dan
  5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
2. Pengembangan Alinea

a)      Cara pengembangan alinea dengan memanfaatkan logika induktif dan deduktif
Banyak cara yang dapat digunakan dalam menyampaikan pendapat, di antaranya secara induktif dan deduktif.Bentuk penyampaian pendapat atau penalaran pendapat secara induktif dan deduktif pun beraneka macam.
1.   Pengembangan paragraf Induktif
Pengembangan induktif dilakukan dengan menyebutkan permasalahan-permasalahan khusus dan berangsur-angsur menuju simpulan (permasalahan umum).
Ø  Jenis Pengembangan Induktif yaitu :
• Generalisasi
• Analogi
• Sebab-akibat (kausalitas)
• Generalisasi
Pengembangan secara generalisasi dilakukan dengan mengemukakan hal-hal khusus lalu menarik simpulannya secara umum.
Contoh :
- Jika dipanaskan, besi memuai.
- Jika dipanaskan, tembaga memuai.
- Jika dipanaskan, perak memuai.
- Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Contoh paragraf generalisasi
Untuk menjadi karyawan PT Digital Modern, syarat utamanya adalahsarjana. Akan tetapi, tidak cukup sarjana saja. Calon karyawan harus memiliki Indeks Prestasi bagus di Perguruan Tingginya, minimal 2,75.Calon karyawan juga harus menguasai salah satu bahasa asing, Inggris atau Mandarin. Jika semua persyaratan administratif sudah terpenuhi, mereka harus lulus serangkaian tes yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern. Jadi, memang tidak mudah untuk dapat diterima menjadi karyawan PT Digital Modern.

• Analogi
Penalaran analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi keduanya memiliki beberapa sisi persamaan.
Contoh paragraf analogi
Orang yang memiliki ilmu pengetahuan luas dan berpendidikan tinggi seharusnya bersifat seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Semakin ia berwawasan, semakin ia merendahkan hatinya seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.
• Kausalitas
Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan sebab-akibat atau akibat-sebab.
Contoh paragraf kausalitas
(sebab-akibat)

Penduduk dari daerah banyak yang hijrah ke Jakarta. Mereka terimingi-imingi oleh gambaran kehidupan mewah di Jakarta dan kemudahan mencari kerja. Akibatnya, Jakarta semakin penuh oleh pendatang.
Contoh paragraf kausalitas yang lain
(akibat-sebab)
Pengurusan KTP sangat mahal sehingga menimbulkan kegusaran masyarakat. Pasalnya, karena birokrasi yang  berbelit. Selain itu, masih kerap terjadi oknum-oknum mencantumkan biaya ini-itu untuk pengurusan KTP yang sebenarnya fiktif belaka.

2. Pengembangan paragraf Deduktif
Pengembangan deduktif menyampaikan hal-hal umum terlebih dahulu, lalu berangsur-angsur menjelaskan hal-hal khusus.
Contoh
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaatMengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. The juga menguatkan tulang dan mencegahpertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, teh juga melawan penyakit jantung.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat di awal paragraf (deduktif) yaitu  Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa the mempunyai banyak manfaat.
Ø  Jenis Penalaran Deduktif
• Silogisme
• Silogisme negatif
• Entimem
• Silogisme
Pada silogisme terdapat dua premis (pernyataan) dan satu simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (mayor) dan khusus (minor).
• Silogisme negatif
Silogisme negatif adalah sebuah silogisme yang salah satu premisnya bersifat negatif. Jika salah satu premisnya negatif, simpulannya juga negatif. Dalam silogisme negatif biasanya digunakan kata ‘tidak’ atau ‘bukan’.
• Entimem
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Dari sebuah silogisme dapat dibuat entimemnya. Demikian pula sebaliknya, dari sebuah entimem dapat disusun silogisme.
b)     Macam- macam Alinea Menurut Cara Pengembangannya




Unsur-Unsur Alinea (Paragraf)
1.  Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
2.  Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
-          Deduktif : kalimat utama diletakan di awal alinea
-          Induktif : kalimat utama diletakan di akhir anilea
-          Variatif : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
-          Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea.
3.   Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4.  Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
-          Provokatif (menarik)
-          Berbentuk frase
-          Relevan (sesuai dengan isi)
-          Logis
-          Spesifik

Manfaat Alinea

Adapun beberapa manfaat alinea adalah sebagai berikut :
  1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
  2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
  3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
  4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil dan
  5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
2. Pengembangan Alinea

a)      Cara pengembangan alinea dengan memanfaatkan logika induktif dan deduktif
Banyak cara yang dapat digunakan dalam menyampaikan pendapat, di antaranya secara induktif dan deduktif.Bentuk penyampaian pendapat atau penalaran pendapat secara induktif dan deduktif pun beraneka macam.
1.   Pengembangan paragraf Induktif
Pengembangan induktif dilakukan dengan menyebutkan permasalahan-permasalahan khusus dan berangsur-angsur menuju simpulan (permasalahan umum).
Ø  Jenis Pengembangan Induktif yaitu :
• Generalisasi
• Analogi
• Sebab-akibat (kausalitas)
• Generalisasi
Pengembangan secara generalisasi dilakukan dengan mengemukakan hal-hal khusus lalu menarik simpulannya secara umum.
Contoh :
- Jika dipanaskan, besi memuai.
- Jika dipanaskan, tembaga memuai.
- Jika dipanaskan, perak memuai.
- Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Contoh paragraf generalisasi
Untuk menjadi karyawan PT Digital Modern, syarat utamanya adalahsarjana. Akan tetapi, tidak cukup sarjana saja. Calon karyawan harus memiliki Indeks Prestasi bagus di Perguruan Tingginya, minimal 2,75.Calon karyawan juga harus menguasai salah satu bahasa asing, Inggris atau Mandarin. Jika semua persyaratan administratif sudah terpenuhi, mereka harus lulus serangkaian tes yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern. Jadi, memang tidak mudah untuk dapat diterima menjadi karyawan PT Digital Modern.

• Analogi
Penalaran analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi keduanya memiliki beberapa sisi persamaan.
Contoh paragraf analogi
Orang yang memiliki ilmu pengetahuan luas dan berpendidikan tinggi seharusnya bersifat seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Semakin ia berwawasan, semakin ia merendahkan hatinya seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.
• Kausalitas
Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan sebab-akibat atau akibat-sebab.
Contoh paragraf kausalitas
(sebab-akibat)

Penduduk dari daerah banyak yang hijrah ke Jakarta. Mereka terimingi-imingi oleh gambaran kehidupan mewah di Jakarta dan kemudahan mencari kerja. Akibatnya, Jakarta semakin penuh oleh pendatang.
Contoh paragraf kausalitas yang lain
(akibat-sebab)
Pengurusan KTP sangat mahal sehingga menimbulkan kegusaran masyarakat. Pasalnya, karena birokrasi yang  berbelit. Selain itu, masih kerap terjadi oknum-oknum mencantumkan biaya ini-itu untuk pengurusan KTP yang sebenarnya fiktif belaka.

2. Pengembangan paragraf Deduktif
Pengembangan deduktif menyampaikan hal-hal umum terlebih dahulu, lalu berangsur-angsur menjelaskan hal-hal khusus.
Contoh
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaatMengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. The juga menguatkan tulang dan mencegahpertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, teh juga melawan penyakit jantung.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat di awal paragraf (deduktif) yaitu  Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa the mempunyai banyak manfaat.
Ø  Jenis Penalaran Deduktif
• Silogisme
• Silogisme negatif
• Entimem
• Silogisme
Pada silogisme terdapat dua premis (pernyataan) dan satu simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (mayor) dan khusus (minor).
• Silogisme negatif
Silogisme negatif adalah sebuah silogisme yang salah satu premisnya bersifat negatif. Jika salah satu premisnya negatif, simpulannya juga negatif. Dalam silogisme negatif biasanya digunakan kata ‘tidak’ atau ‘bukan’.
• Entimem
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Dari sebuah silogisme dapat dibuat entimemnya. Demikian pula sebaliknya, dari sebuah entimem dapat disusun silogisme.
b)     Macam- macam Alinea Menurut Cara Pengembangannya




Kamis, 29 Oktober 2015

 Apa yang dimaksud pembeli dan pembelian
Pembeli adalah suatu pristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh dua belah pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan alat transaksi yang sah dan sama-sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual hingga mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi penukaran barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan di sepakati kedua belah pihak.        
Pembelian adalah suatu tindakan untuk mendapatkan barang atau jasa yang kemudian akan dipergunakan sendiri atau di jual kembali, pembelian biasanya dilakukan minimal dua pihak atau lebih, atau yang sering disebut sebagai penjual dan pembelian.

2.      faktor yang mempengaruhi pembelian

1.      Kebudayaan
Merupakan faktor perilaku pembelian dimana keseluruhannya yang kompleks dan didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Faktor kebudayaan itu diantaranya:
         Kultur
         Subkultur
         Kelas sosial

2.      Sosial
Merupakan faktor yang dilihat dari apa yang baik dan buruk yang sudah dianut oleh suatu masyarakat. Dimana faktor tersebut mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh sebab itu pemasar harus benar-benar memperhitungkannya untuk strategi pemasaran. Faktor-faktor sosial yang dimaksud itu diantaranya:
         Kultur rujukan
         Keluarga
         Peran dan status sosial



3.      Personal
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang berada dalam diri pembeli, faktor personal tersebut diantaranya:
         Usia dan tahap daur hidup
         Pekerjaan
         Keadaan ekonomi
         Gaya hidup
         Kepribadian dan konsep diri

4.      Psikologi
Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang bersifat biogenetik dan biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan yang diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungannya.

Psikologis itu sendiri dalam perilaku konsumen merupakan faktor yang  perilaku pembelian konsumen yang dilihat dari unsur dalam diri konsumen yang dapat membentuk perilaku konsumen, diantaranya:
         Motivasi
         Persepsi
         Learning
         Kepercayaan
         Sikap
3.      Jelaskan antara keinginan membeli barang dengan kebutuhan membeli barang dengan kebutuhan membeli barang terhadap perilaku pembelian

            Apa yang kita inginkan tidak selalu yang kita benar-benar butuhkan. Perbedaan antara keinginan dan kebutuhan penting untuk dikenali agar kita tidak jatuh ke dalam kehidupan konsumtif dan suka membeli sesuatu tanpa rencana.dalam kehidupan modern ini seringkali batas antara keinginan dan kebutuhan menjadi kabur.                         
            Kebutuhan adalah konsep yang paling mendasari  pemasaran. Kebutuhan adalah keadaan yang dirasakan tidak ada dalam diri seseorang. Manusia memiliki kebutuhan yang kompleks bertingkat seperti yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yaitu, kebutuhan fisik, keamanan, dan keselamatan, sosial, penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Perilakun manusia dalam memenuhi kebutuhan ditentukan oleh tingkat kebutuhan mana yang paling mendesak,apabila salah satu tingkat klebutuhan telah terpenuhi maka ia akan berhenti sebagai faktor motivator. Contohnya makan  untuk memnuhi nutrisi, tempat tinggal untuk istirahat, transportasi untuk bekerja, pendidikan untuk masa depan anak-anak dll.
            Keinginan adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepibadian individu. Akibat perbedaan corak budaya yang beraneka ragam maka keinginan seseorang akan dipengruhi oleh lingkungan sosial budayanya. Kebutuhan makanan pokok di indonesia sudah tentu akan berbeda dengan kebutuhan pokok orang amerika. Kebutuhan masyarakat pedesaan berbeda dengan kebutuhan mayarakat perkotaan. Perbedaan tersebut menimnulkan perbedaan keinginan setiap individu dan golongan massyarakat tersebut. Keinginan manusia bersifat tak terbatas, sedangkan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas.permasalahannya bagaimana manusia mengatasi atau menyesuaikan keinginan yang tak terbatas tersebut dengan sumber daya yang tersedia. Keinginan juga seringkali merupakan perwujudan untuk menegaskan status sosial seseorang sekaligus membuktikan pada orang lain bahwa dia mampu memilikinya.
Tips mengelola keinginan dan kebutuhan :
a) Susun segala kebutuhan anda
b) Prioritaskan kebutuhan tersebut dan pastikan terpenuhi terlebih dahulu
c) Tentukan beberapa hak yang menjadi keinginan anda
d) Tanyakan kepada diri anda seberapa besar anda membutuhkan dan mengharapkan keinginan-keinginan tadi dan buat skala prioritas.
e) Jika anda tidak memiliki kelebihan dana, hindari melihat benda-benda yang bisa menciptakan munculnya keinginan karena akan menjadi obsesi

4.      Berikan study kasus untuk perilaku konsumen yang membeli suatu produk barang, apakah konsumen membeli berdasarkan kebutuhan/keinginannya

Seorang mahasiswa bernama yuda sedang mengumpulkan uang untuk membeli sepatu futsal model terbaru, yuda sangat menginginkan sepatu futsal itu. Tetapi minggu besok yuda akan melaksanakan kegiatan kursus mini bank dan di wajibkan untuk menggunakan sepatu pantofel dan akhirnya yuda memutuskan untuk membeli sepatu pantofel saja dibandingkan membeli sepatu futsal


KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA LENTENG AGUNG

Jalan Lenteng Agung Jakarta Selatan, terbagi menjadi jalan Lenteng Agung Barat dan jalan Lenteng Agung Timur, merupakan jalan kolektor primer yang menghubungkan antara Kota Jakarta dengan Kota Depok dan sekitarnya. Pergerakan kendaraan dan pejalan kaki di kawasan tersebut baik lokal maupun regional sehingga sering menimbulkan kemacetan dan kendaraan yang mengakibatkan bertambahnya waktu tempuh kendaraan terutama pada pada saat hari kerja. Untuk menemukan penyebab kemacetan yang terjadi di jalan Lenteng Agung dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap lokasi kemacetan,sehingga diperoleh  data arus kendaraan ,waktu arus kendaraan puncak / terbesar, dan kecepatan perjalanan kendaraan baik pada saat kondisi normal maupun kondisi macet. Penyebab kemacetan yang terjadi tersebut yaitu aktivitas pejalan kaki / penyebrang jalan yang cukup banyak, perilaku pengemudi angkutan kota, banyaknya kendaraan dan juga persimpangan jalanserta minimnya rambu. Berdasarkan penyebab utama yang ditemukan di setiap ruas ini maka perlu dilakukan arahan rekomendasi upaya penanganan prioritas di ruas-ruas tersebut dengan melalui pengelolaan lalu lintas agar mengurangi permasalahan kemacetan tersebut yaitu perbaikan fasilitas lalu lintas yang ada untuk pejalan kaki sehingga dapat berfungsi dengan baik kembali, penambahan fasilitas pejalan kaki seperti Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) dan juga mengubah sistem arus lalu lintas kendaraan diharapkan. Dengan rekomendasi tersebut, diharapkan kecepatan perjalanan yang melewati jalan Lenteng Agung pada waktu arus puncak dapat meningkat.
Masalah kemacetan lalu lintas seringkali terjadi pada kawasan yang mempunyai intensitas kegiatan dan penggunaan lahan yang tinggi. Selain itu, kemacetan lalu lintas terjadi karena volume lalu lintas tinggi yang disebabkan bercampurnya lalu lintas menerus (through traffic), lalu lintas regional dan lokal. Bilamana sifat kemacetan lalu lintas tersebut merupakan suatu kejadian yang rutin, akibatnya bukan saja akan mempengaruhi inefisiensi penggunaan sumber daya, tetapi juga dapat mengganggu kegiatan di lingkungan yang ada. Selain itu, berdampak luas pula terhadap kelancaran kegiatan sosial ekonomi kota. Demikian juga yang terjadi di jalan Lenteng Agung yang menghubungkan antara Kota Depok dengan Kota Jakarta hampir setiap hari kerja maka ruas jalan ini selalu terjadi kemacetan lalu lintas. Jalan Lenteng Agung terbagi menjadi dua, yaitu jalan Lenteng Agung Barat dan jalan Lenteng Agung Timur. Panjang ruas jalan Lenteng Agung secara keseluruhan 4900 meter dengan lebar 18  meter dan tipe jalan enam-lajur dua-arah terbagi (6/2 UD). Kemacetan lalu lintas yang terjadi di jalan Lenteng Agung merupakan masalah yang harus segera ditangani agar dampak yang ditimbulkannya tidak merusak dan merugikan masyarakat sekitarnya. Usaha-usaha untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kemacetan lalu lintas harus segera dilakukan.

I.  PENYEBAB KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN LENTENG AGUNG
Penyebab kemacetan yang sering terjadi di jalan Lenteng Agung, baik itu jalan Lenteng Agung Barat maupun jalan Lenteng Agung Timur adalah sebagai  berikut : 

·         Aktivitas pejalan kaki / penyebrang jalan
    Aktivitas pejalan kaki / penyeberang jalan yang ada di jalan Lenteng Agung cukup banyak. Rata – rata waktu tempuh bagi pejalan kaki untuk menyeberang dengan lebar ruas jalan 9 m adalah  1,25 m/detik (pemilihan pejalan kaki yang menyeberangi ruas jalan Lenteng Agung dilakukan secara random. Selain itu, fasilitas yang ada untuk pejalan kaki masih kurang. Walaupun jumlah zebracross yang ada berjumlah 16 buah, tetapi keberadaan  zebracross  tersebut tidak terawat. Sehingga fungsi  zebracross tersebut tidak berjalan dengan baik sebagai sarana penyeberang jalan. Sedangkan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang ada juga sangat kurang untuk memenuhi aktivitas penyeberang jalan. JPO yang ada hanya 2, yaitu terletak di dekat halte Universitas Indonesia dan dekat Stasiun Universitas Pancasila, dan kondisi kedua JPO tidak terawat dengan baik. Kemudian, kesadaran dari pejalan kaki dalam memenuhi peraturan yang berlaku juga minim seperti menyebrang bukan pada tempatnya (seperti JPO atau  zebracross) . Hal ini juga didukung dari hasil jajak pendapat terhadap pengguna jalan Lenteng Agung bahwa aktivitas pejalan kaki / penyeberang jalan ini menjadi penyebab kemacetan terbesar yaitu dengan nilai 36,47 %. Berdasarkan hasil pengamatan adanya aktivitas pejalan kaki ini juga menyebabkan terjadinya waktu hambatan sebesar 5 – 15 detik/kendaraan dan kecepatan rata-rata kendaraan menjadi 5 – 10 km/jam.
  
·         Perilaku pengemudi angkutan kota
            Angkutan kota atau angkot adalah salah satu moda transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Tetapi angkot juga sering menjadi penyebab kemacetan yang terjadi, karena sering berhenti mendadak   untuk menurunkan penumpang dan juga berhenti / ngetem pada tempat yang dilarang. Demikian juga yang terjadi di jalan Lenteng Agung bahwa perilaku angkot yang tidak sesuai aturan menjadi salah satu penyebab kemacetan yang terjadi. Dari hasil jajak pendapat  terhadap pengguna jalan Lenteng Agung bahwa perilaku angkutan kota ini menjadi penyebab kemacetan kedua yaitu dengan nilai 31,76 %. Berdasarkan hasil pengamatan perilaku angkot ini juga menyebabkan terjadinya waktu hambatan sebesar 5  –  20 detik/kendaraan dan kecepatan rata-rata kendaraan menjadi 5 – 10 km/jam.

·         Banyaknya kendaraan
Arus kendaraan yang melewati jalan Lenteng Agung cukup banyak. . Banyaknya kendaraan yang melewati jalan Lenteng Agung karena jalan ini adalah salah satu jalan penghubung antara Kota Jakarta dengan Kota Depok dan sekitarnya. Hal ini juga didukung dari hasil jajak pendapat terhadap pengguna jalan Lenteng Agung bahwa banyaknya kendaraan ini menjadi penyebab kemacetan ketiga yaitu dengan nilai 24,71 %.

·         Persimpangan jalan
Persimpangan adalah pertemuan atau percabangan jalan, baik sebidang maupun yang tidak sebidang (Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu lintas jalan).  Persimpangan jalan pertama yang menjadi penyebab macet di jalan Lenteng Agung adalah Persimpangan Moh. Kafi 2, yaitu persimpangan tersebut adalah pertemuan antara  jalan Lenteng Agung Barat dengan jalan Moh. Kafi 2. Selain itu, tidak jauh dari persimpangan tersebut terdapat persimpangan jalan yang menuju ke arah jalan Jagakarsa. Sehingga kendaraan dari jalan Moh. Kafi 2 yang akan menuju ke jalan Lenteng Agung Barat akan terhambat oleh kendaraan dari Jalan Jagakarsa menuju ke Jalan Lenteng Agung Barat. Hal ini juga diperparah oleh perilaku angkot yang sering berhenti di persimpangan tersebut. Persimpangan jalan kedua yang menjadi penyebab kemacetan di jalan Lenteng Agung adalah Persimpangan Kampus Universitas Indonesia yaitu persimpangan antara jalan Lenteng Agung Timur dengan jalan yang akan menuju ke Kampus Universitas Indonesia / Pasar Minggu dan juga jalan yang akan menuju ke Depok dan Kelapa Dua. Kemacetan pada persimpangan ini terjadi pada malam hari, karena arus kendaraan dari arah Jakarta yang melalui jalan Lenteng Agung Timur menuju Depok dan Kelapa Dua lebih banyak dibandingkan dengan arus kendaraan yang menuju ke arah Kampus Universitas Indonesia / Pasar Minggu. Selain itu, terdapat jugapersimpangan jalan yang akan menuju Kelapa Dua dari Depok sehingga terdapat crossing  jalan sehingga arus kendaraan yang menuju ke Depok dari jalan Lenteng Agung Timur terhambat oleh  crossing  jalan tersebut. Akibat persimpangan jalan ini juga menyebabkan terjadinya waktu hambatan sebesar 5 – 10 detik/kendaraan dan kecepatan rata-rata kendaraan menjadi 5 – 10 km/jam.

II. SOLUSI MENGATASI KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN
LENTENG AGUNG
Jalan Lenteng Agung merupakan salah satu jalan yang menghubungkan Kota Jakarta dengan Kota Depok dan sekitarnya. Setiap hari kerja banyak sekali masyarakat, yang pergi beraktivitas ke Jakarta maupun Depok dan sekitarnya, melalui jalan ini, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Kemacetan lalu lintas yang terjadi di jalan tersebut sangat merugikan masyarakat sekitar dan juga pengguna jalan tersebut. Oleh karena itu, kemacetan yang terjadi pada jalan tersebut harus segera diatasi. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kemacetan di jalan Lenteng Agung.


·         Meningkatkan fasilitas untuk pejalan kaki / penyebrang jalan
Salah satu penyebab kemacetan yang terjadi di jalan Lenteng Agung adalah aktivitas pejalan kaki / penyebrang jalan. Hal ini dikarenakan fasilitas yang ada untuk pejalan kaki di jalan tersebut kurang memadai. Sedangkan aktivitas pejalan kaki di jalan tersebut cukup tinggi, seperti di depan Kampus Universitas Pancasila dan persimpangan Moh. Kafi 2 di jalan Lenteng Agung Barat, dan juga di depan Stasiun Lenteng Agung djalan Lenteng Agung Timur. Hal ini dikarenakan di lokasi tersebut terdapat Stasiun Lenteng Agung dan Stasiun Universitas Pancasila, sehingga banyak penyebrang jalan yang lalu lintas di lokasi tersebut. Fasilitas yang ada di jalan Lenteng Agung masih kurang memadai, walaupun sudah terdapat 2 buah Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) dan juga 16 buah  zebracross  yang dilengkapi rambu peringatan pejalan kaki tetapi kondisi fasilitas yang ada sudah tidak baik dan tidak terawat. Hal ini dikarenakan karena perawatan untuk fasilitas tersebut kurang baik. Oleh karena itu, untuk mengatasi kemacetan yang ada dapat dilakukan dengan cara meningkatkan fasilitas untuk pejalan kaki / penyebrang jalan. Cara tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki fasilitas yang sudah ada sehingga dapat berfungsi dengan baik kembali dan juga dengan menambah fasilitas untuk pejalan kaki, seperti menambah Jembatan Penyebrangan Orang (JPO).
Aktivitas pejalan kaki yang terjadi di sekitar Stasiun Lenteng Agung cukup tinggi, tetapi hal ini tidak disertai dengan fasilitas untuk pejalan kaki yang memadai. Padahal aktivitas pejalan kaki yang ada diwilayah tersebut sangat mengganggu aktivitas kendaraan yang melewati wilayah tersebut baik di jalan Lenteng Agung Barat (persimpangan Moh. Kafi 2) maupun di jalan Lenteng Agung Timur. Fasilitas JPO adalah solusi yang tepat untuk mengatasi kemacetan yang terjadi yang disebabkan oleh penyebrang jalan di Stasiun Lenteng Agung. Hal ini juga berdasarkan hasil survey terhadap pengguna jalan Lenteng Agung yang menunjukkan rencana pembangunan JPO tersebut menjadi pilihan terbesar (yaitu sebesar 55,77 %) dibandingkan dengan rencana pembangunan traffic sign (sebesar 34,62 %) maupun pembangunan zebracross (sebesar 9,61 %). 
 Diharapkan dengan adanya fasilitas JPO di sekitar Stasiun Lenteng Agung ini dapat mengurangi hambatan yang dialami oleh pengguna kendaraan. Adanya penambahan fasilitas JPO ini agar waktu hambatan yang diakibatkan oleh aktivitas pejalan kaki dapat dihilangkan dan kecepatan rata-rata kendaraan dapat meningkat terutama pada saat tingkat arus kendaraan tertinggi yaitu pada pukul 06.00 - 08.00 WIB untuk jalan Lenteng Agung Barat dan pada pukul 18.00  –  20.00 WIB untuk jalan Lenteng Agung Timur sehingga kendaraan dapat melalui jalan Lenteng Agung dengan kecepatan normal yaitu 40  –  80 km/jam. Selain itu, juga dapat mempermudah pejalan kaki untuk bisa menyeberang jalan dengan aman dan nyaman tanpa hambatan apapun. Dan juga tentunya akan dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalulintas.

·         Mengubah sistem arus lalu lintas kendaraan
Solusi kedua untuk mengatasi kemacetan di jalan Lenteng Agung adalah dengan mengubah sistem arus lalu lintas kendaraan yang ada. Perubahan sistem arus lalu lintas kendaraan terjadi di persimpangan Moh. Kafi 2 di jalan Lenteng Agung Barat dan di persimpangan Kampus Universitas Indonesia di jalan Lenteng Agung Timur.

III. KESIMPULAN
 Titik lokasi kemacetan pada jalan Lenteng Agung Barat terjadi di ruas jalan antara depan Kampus Universitas Pancasila sampai dengan persimpangan Moh. Kafi 2, terutama pada saat tingkat arus terbesar / puncak yaitu pada pukul 06.00 – 08.00 WIB. Sedangkan titik lokasi kemacetan pada jalan Lenteng Agung Timur terjadi di depan Stasiun Lenteng Agung dan di persimpangan kampus Universitas Indonesia, terutama pada saat tingkat arus terbesar / puncak yaitu pada pukul 18.00 – 20.00 WIB. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya kecepatan perjalanan kendaraan yang melalui jalan tersebut. Penyebab kemacetan yang terjadi di jalan Lenteng Agung, baik jalan Lenteng Agung Barat dan jalan Lenteng Agung Timur, adalah aktivitas pejalan kaki / penyebrang jalan, perilaku angkutan kota, banyaknya kendaraan dan persimpangan jalan. Selain itu, fasilitas yang ada di jalan Lenteng Agung masih kurang memadai, walaupun sudah terdapat 2 buah Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) dan juga 16 buah zebracross yang dilengkapi rambu peringatan pejalan kaki tetapi kondisi fasilitas yang ada sudah tidak baik dan tidak terawat.  Hal ini dikarenakan karena perawatan untuk fasilitas tersebut kurang baik.  Selain itu partisipasi dan kesadaran masyarakat sekitar maupun pengguna jalan masih kurang dalam menaati peraturan lalu lintas yang berlaku.