Nama :
Helda Ernawati
NPM :
13213995
Kelas :
3EA14
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
2 #
METODE ILMIAH
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific
method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.
KARAKTERISTIK
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang
cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan
mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang
diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan
(definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran
dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu
tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek
yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi
manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti
termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu
biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran
secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk
grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti
korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai
dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut
sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang
diukur.
Tujuan mempelajari Metode Ilmiah
·
Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis,
menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang
ada.
·
Untuk mengorganisasikan fakta
·
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang
diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
·
Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari
penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan
interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
·
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional,
yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah
sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui
proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Sikap-sikap ilmiah meliputi:
·
Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya
menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak
senang. Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034
m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
·
Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum
cukup data yang mendukung kesimpulan itu.Contoh: Ketika seorang ilmuwan
menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip,
maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip,
sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
·
Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan
atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan
penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data
yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak
temuannya sendiri.
·
Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. Contoh:
Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B
umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah
pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat
bukan fakta.
·
Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan
oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh
pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah
ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan.
Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan
fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
·
Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan
(couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh
orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk
diselidiki.apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia
beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan
peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki
suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan
eksprimen.
·
Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui
dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah
walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
·
Sikap tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan,
bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti
melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin
diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
LANGKAH-LANGKAH
1. Perumusan
Masalah
Perumusan masalah
adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang
dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian
dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar kita, baik
benda mati maupun makhluk hidup. Misalnya, saat kamu berada di pantai dan
mengamati ombak di lautan. Pada saat itu di pikiranmu mungkin timbul
pertanyaan, mengapa terjadi ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya ombak?
Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan
identifikasi masalah. Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka
perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan
penelitian kita. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah,
antara lain sebagai berikut :
a. Masalah
hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.
b. Rumusan masalah
hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang
terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok
permasalahan.
c. Rumusan
masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara pemecahannya.
Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya dibandingkan
permasalahan apakah dosa dapat diukur.
2. Perumusan
Hipotesis
Ketika kita
mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu
jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan
bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk
mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang
dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut
sebagai hipotesis penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan
sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum
dibuktikan kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat
mungkin saja salah. Oleh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan
untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat.
3. Perancangan
Penelitian
Sebelum dilakukan
penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan penelitiannya.
Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus
dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode penelitian,
alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan dalam
rancangan penelitian. Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian
deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan
penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat
mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian
deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang
hidup di Pulau komodo pada tahun 2008. Adapun penelitian eksperimental
merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian
eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di
tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor
lain yang juga harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian,
sedangkan yang kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang
mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua
objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan
himpunan bagian dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan
menjadi :
a. Variabel
bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan
dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat).
b. Variabel terikat
yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur (dipengaruhi oleh
variabel bebas).
c. Variabel
control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami
perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4. Pelaksanaan
Penelitian
Langkah-langkah
pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat,
bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan
baik.
b. Pelaksaan
1) Pengumpulan/pengambilan
data
a) Data kualitatif
merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat
indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman (hidung), indra
pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba (kulit).
Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka data
kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna kulit, dan
daging buah, serta wangi atau aroma buah.
b) Data kualitatif
merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan diperoleh
data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah
mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
2) Pengolahan data,
setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang kita
peroleh dapat ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table,
grafik dan diagram.
3) Menarik
kesimpulan, setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka
kita dapat mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil
penelitian atau mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil
kesimpilan dari penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita
peroleh dari hasil penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi
kesimpulan yang kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang
melatarbelakangi penelitian.
5. Pelaporan
Penelitian
Sistematika
penyusunan laporan penelitian yaitu:
a. Pendahuluan,
bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil penelitian dan
berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis.
b. Telah
kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi
tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
c. Metode
penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari
persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode
penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan
data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
d. Hasil dan
pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil
dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk
grafik, tabel , atau diagram.
e. Kesimpulan
dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban terhadap
hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari peneliti kepada pihak lain,
yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya.
Daftar Pustaka
http://gogopratamax.blogspot.com/2012/04/pengertian-karakteristik-dan-langkah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar