PIUTANG
KOMPUTERISASI
AKUNTANSI KEUANGAN
2EA14
ANGGOTA KELOMPOK:
-
Dewi Yuningtias
-
Helda Ernawati (13213995)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penjualan
barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam
melaksanakan penjualan kepada para konsumen,perusahaan dapat melakukannya
secara tunai atau secara kredit. Sudah barang tentu perusahaan akan lebih
menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena
perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan
kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain para konsumen
umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara
kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit
pada kebanyakan menimbulkan adanya piutang atau tagihan. Transaksi kreditpaling
sedikit melibatkan dua pihak kreditur, yaitu pihak yang menjualbarang atau jasa
dan memperoleh piutang, dan debitur yaitu pihak yang melakukan pembelian dan
menjadikan utang.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas maka dirumuskanlah beberapa masalah dibawah ini :
1)
Apa yang dimaksud dengan piutang?
2)
Apa saja ruang lingkup manajemen piutang?
3)
Apa saja jenis piutang?
1.3
Tujuan Makalah
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1)
Untuk mengetahui pengertian piutang
2)
Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen piutang
3)
Untuk mengetahui jenis piutang
1.4
Manfaat
1)
Memahami lebih dalam mengenai piutang dan berbagai konsep didalamnya
2)
Mendapatkan panduan dalam pengaplikasian cara pengendalian piutang
3)
Menjadi bahan referensi dalam tulisan yang berkaitan dengan manajemen piutang
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
PIUTANG
Secara sederhana, piutang dapat
diartikan sebagai berikut : ” Hak seseorang atas orang lain disebabkan adanya
proses pinjam-meminjam dimasa lampau”.
Untuk lebih jelas mengenai pengertian
piutang ini, mari kita simak penjelasan para ahli tentang defenisi piutang :
“Piutang meliputi semua transaksi
pembelian secara kredit tetapi tidak membutuhkan suatu bentuk catatan atau
surat formal yang ditandatangani yang menyatakan kewajiban pihak pembeli kepada
pihak penjual”. Syamsuddin 2001 – 254
“Piutang adalah hak untuk menagih
sejumlah uang dari sipenjual kepada sipembeli yang timbul karen adanya suatu
transaksi”. Haryono Yusuf 2001 – 52
“Piutang adalah aktiva atau kekayaan
perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan
kredit”. Indrio Gitosudarmo dan Basri 2002 – 81
“Piutang berisikan pemberian kredit yang
diberikan perusahaan kepada konsumennya ketika menjual barangnya. Mereka
mengambil setiap bentuk penjualan kredit dimana perusahaan meneruskannya
kembali kepada perusahaan lain”. Prastowo dan Julianty 2002 – 147
“Piutang terjadi karena penjualan barang
dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk
memperbesar penjualan”. Muhammad Muchlis 2003 – 109
“Piutang dagang adalah tagihan kepada
pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan
barang dagangan secara kredit”. Munawir 2004
“Piutang dagang menunjukkan piutang yang
timbul dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan,
dalam kegiatan normal perusahaan biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam
jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva
lancar”. Zaki Baridwan – 2004 – 124
“Piutang (receivables) merupakan proses
penjualan barang hasil produksi secara kredit”. Enny Pudjiastuti 2004 – 117
“Piutang meliputi semua hak atau klaim
perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa
di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu”. Rusdi
Akbar 2004 – 199
“Piutang merupakan kebiasaan bagi
perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada
waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya
dalam bentuk mempernolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas
penjualan barang atau jasa yang dilakukan”. Soemarso 2004 – 338
“Piutang adalahklaim terhadap sejumlah
uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang”. Wibowo dan Abu
Bakar Arif 2005 – 151
“Piutang meliputi semua klaim dalam
bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau
organisasi lainnya”. Warren Reeve dan Fess 2005 – 404
“Piutang meliputi jumlah uang yang
dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai
jasa secara kredit”. Horne 2005 – 258
“Piutang dapat didefinisikan dalam arti
luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa.
Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim
yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”. Smith 2005 – 286
“Piutang adalah tagihan perusahaan
kepada pihak ain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah
sampai jatuh tempo”. M. Munandar 2006 – 77
“Piutang dagang (account receivable)
merupakan “tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain
yang membeli produk perusahaan”. Martono dan Harjito 2007 – 95
“Piutang merupakan klaim terhadap pihak
lain, apakah klaim tersebut berupa uang, barang atau jasa, untuk maksud
akuntansi istilah dipergunakan dalam arti yang lebih sempit yaitu merupakan
klaim yang diharapkan akan diselesaikan dengan uang”. S. Hadibroto
PIUTANG DAGANG
Piutang dagang adalah :
tagihan perusahaan karena adanya penjualan barang dagangan secara Kredit,
biasanya penjualan menentukan syarat kredit/syarat pembayaran (Terms of
Credit/ Terms of Paymen) Misalnya 2/10-n/10 yang berlaku untuk semua
langganan.
Dari Terms of Credit memungkinkan metode pencatatan
piutang dibagi menjadi dua yakni:
1. Piutang
dagang dicatat kotor (Gross Method)
Metode kotor mengakui jumlah piutang sebesar penjualan
tanpa di pengaruhi oleh potongan yang akan di berikan.Apabila ternyata debitur
mengambil potongan, maka akan diakui sebagai pengurangan jumlah punjualan bukan
sebagai pengurangan jumlah piutang.
2. Piutang
Dagang dicatat Bersih (Net Method)
Metode bersih mengakui jumlah piutang setelah
dikurangi dengan potongan penjualan,bila ternyata potongan jumlah tidak
dimanfaatkan oleh debitur, maka akan mengakibatkan timbulnya kelebihan
pembayaran atas jumlah piutang dan kelebihan tersebut sebagai penghasilan
lain-lain.
JENIS-JENIS PIUTANG
Pada
dasarnya piutang dikelompokan menjadi 3 jenis, antara lain sebagai berikut:
• Piutang Dagang
Piutang
dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat tagihan adanya
penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana taghan tidak disertai dengan
surat perjanjian yang formal, akan tetapi karena adanya unsure kepercayaan dan
kebijakan perusahaan.
• Piutang non dagang
Piutang
nondagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain atau pihak ketiga yang
timbul atau terjadi bukan karena adanya transaksi penjualan barang dagang atau
jasa secara kredit. Berikut ini contoh – contoh piutang non dagang:
1.
Piutang biaya.
Contohnya:
asuransi dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, gaji dibayar dimuka, iklan
dibayar dimuka.
2.
Piutang penghasilan.
Contohnya:
piutang jasa, piutang sewa dan piutang bunga
3.
Uang muka pembelian ( persekot).
Contohnya
: pembayaran uang muka pembelian suatau barang yang sebelumnya sudah dipesan
terlebih dahulu.
4.
Piutang lain – lain.
Contohnya
: piutang perusahaan kepada karyawan, kelebihan membayar pajak dan piutang
perusahaan kepada cabang – cabang perusahaan
5• Piutang wesel
Piutang
wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak ketiga atau pihak lain yang
menggunakan perjanjian secara tertulis dengan wesel atau promes.
MENYUSUN
LAPORAN KEUANGAN
Untuk
membuat laporan keuangan, Neraca Lajur sangat membantu dalam proses pelaporan.
Karena neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan
keuangan yang meliputi:
1.
Laporan Laba – Rugi (Income Statement)
2.
Laporan Neraca (Balance Sheet)
3.
Laporan Perubahan Ekuitas/Modal pemilik (Owner’s Equity Statement)
4.
Laporan Arus Kas (Cash flows Statement)
1.
LAPORAN LABA-RUGI (Income Stetement)
Laporan
laba-rugi adalah laporan keuangan yang melaporkan mengenai aktifitas operasional
perusahaan dengan menghitung pendapatan dan beban-beban selama satu periode
yang kemudian dapat ditentukan laporan laba-ruginya.
Dalam
laporan laba-rugi, terdapat tiga rekening (akun) yang perlu dipahami dengan
jelas, yaitu:
-
Pendapatan
Adalah
penghasilan yang timbul dari pelaksanaan akitivitas perusahaan yang biasa
(reguler) dan dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti; penjualan,
penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti dan sewa.
-
Beban
Adalah
pengorbanan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler),
seperti beban pokok penjualan, beban gai, beban sewa, beban penyusutan aset
tetap, beban asuransi, beban pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.
-
Laba atau Rugi
Laba
terjadi bila pendapatan lebih besar dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya
rugi terjadi bila pendapatan lebih kecil dari pada beban-beban yang terjadi.
Untuk
perusaahaan jasa, meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba
operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan,
laba bersih setelah pajak.
2.
LAPORAN NERACA (Balance Sheet)
Yaitu
laporan keuangan yang menunjukkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada
periode tertentu. Data untuk menyusun laporan neraca diambil dari neraca lajur.
3.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Yaitu
laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas selama satu periode.
Laporan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah
disesuaikan ditambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan
pengambilan prive.
4.
LAPORAN ARUS KAS
Laporan
arus kas menunjukkan sumber dan penggunaan kas selama satu periode sehingga
saldo kas nampak seperti di neraca, laporan arus kas membutuhkan data/informasi
dari neraca periode sebelumnya dan periode yang bersangkutan dan laporan laba
rugi pada periode yang bersangkutan.
PENGAKUAN PIUTANG USAHA
Harga pertukaran diperlukan untuk mengakui suatu
transaksi piutang. Harga pertukaran adalah jumlah yang terutang dari debitor
dan umumnya dibuktikan denganbeberapa jenis dokumen bisnis, biasanya berupa
faktur. Dua factor bisa mempengaruhi harga pertukaran : (1) ketersediaan diskon
dan (2) lamanya waktu antara tanggal penjual dan tanggal jatuh
tempo pembayaran.
Diskon Tunai
Diskon tunai diberikan sebagai
perangsang agar pembeli melakukan pembayaran secepatnya. Diskon ini dinyatakan
seperti 2/10, n/30 atau 2/10, atau E.O.M. net 30, E.O.M.
Perusahaan
biasanya mencatat transaksi penjualan dan diskon penjualan terkait
denganmencatat piutang dan penjualan dalam jumlah kotor.Beberapa akuntan
memandang diskon penjualan yang tidak diambil mencerminkan penalty atau denda
yang ditambahkan pada harga yang ditetapkan untuk merangsangpembayaran
secepatnya. Pelanggan yang membayar dalam periode diskon membeli secaratunai,
mereka yang membayar setelah berakhirnya periode diskon akan didenda karena
harusmembayar dengan jumlah yang melebihi harga tunai. Maka pencatatannya,
penjualan danpiutang dicatat pada harga bersih dan setiap diskon yang tidak
diambil kemudian didebet kePiutang Usaha dan dikredit ke Diskon Penjualan yang
Hilang.
Pada metode kotor, diskon penjualan harus dilaporkan sebagai
pengurang kas ataspenjualan dalam laporan laba-rugi. Penandingan yang tepat
mengharuskan estimasi yangmemadai atas jumlah diskon material yang diharapkan
akan diambil, dan harus dibebankanterhadap penjualan. Secara teoritis,
pengakuan Diskon Penjualan yang Hilang telah tepatkarena piutang dilaporkan
lebih dekat ke nilai realisasinya dan angka penjualan bersihmengukur pendapatan
yang dihasilkan dari penjualan itu. Namun, dari segi praktis metodebersih
jarang digunakan karena memerlukan analisis dan pembukuan tambahan.
Tidak Ada Pengakuan atas Unsur Bunga
Idealnya, piutang harus diukur
dalam istilah nilai sekarang, yaitu nilai diskonto darikas yang akan diterima
di masa depan. Jika ekspektasi penerimaan kas memerlukan periodetunggu, maka
jumlah nominal piutang tidak sama nilainya dengan jumlah yang akan diterima
kemudian.
PENILAIAN PIUTANG USAHA
Pelaporan piutang melibatkan (1)
klasifikasi dan (2) penilaian dalam neraca.Perusahaan mengklasifikasikann
piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam satu tahundiklasifikasikan
sebagai lancar sementara semua piutang lainnya diklasifikasikan sebagai jangka
panjang.Penilaian piutang sedikit lebih
kompleks. Piutang jangka pendek dinilai dandilaporkan pada nilai realisasi
bersih-jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima dalambentuk kas. Penentuan
nilai realisasi bersih memerlukan estimasi baik atas piutang yang
tak tertagih maupun retur penjualan dan pengurangan harga yang diberikan
Piutang Usaha yang Tak Tertagih
Sebagai salah satu akuntan
dihormati tepat mencatat, ide manajer kredit ini surgamungkin akan menjadi
tempat di mana setiap orang membayar utangnya. Sayangnya situasiini sering
tidak terjadi. Ada dua prosedur untuk mencatat piutang yang tak tertagih,
yaitusebagai berikut :
1.Metode Penghapusan Langsung
Metode penghapusan langsung,
ketika sebuah perusahaan menentukan rekeningtertentu tidak akan tertagih itu
biaya rugi kepada Beban Utang Macet. Dengan metode ini,Beban Utang Macet akan
menunjukkan hanya kerugian yang sebenarnya dari piutang tak tertagih.
perusahaan akan melaporkan piutang sebesar jumlah kotor.Pendukung metode
penghapusan langsung berpendapat bahwa yang dicatat haruslahfakta, bukan
estimasi. Metode ini mengasumsikan bahwa dari setiap penjualan akandihasilkan
piutang usaha yang baik, dan kejadian selanjutnya membutikan bahwa
piutangtertentu ternyata tidak tertagih serta menjadi tidak bernilai.
Karenanya, pemakaian metodepenghapusan langsung tidak dipandang tepat, kecuali
kalau jumlah piutang tak tertagih tidak material.
2.Metode Penyisihan
Metode penyisihan akuntansi untuk piutang tak tertagih melibatkan estimasi
piutangtak tertagih pada akhir setiap periode. Kas nilai realisasi bersih
adalah jumlah perusahaan mengharapkan
untuk menerima dalam kas. Metode ini mengurangi piutang dalam laporan posisi
keuangan dengan jumlah piutang tak tertagih diperkirakan
REKENING PIUTANG
Konfirmasi Rekening Piutang
Konfirmasi merupakan bukti yang sangat dipercaya. Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan keberadaa, ketelitian, cut off.
Rekening putang tidak bisa dikonfirmasi dalam tiga keadaan yaitu:
1. Rekening piutangnya tidak penting, ini hanya diperuntukkan untuk perusahaan tertentu yang hanya menerima uang tunai atau kartu kredit.
2. Auditor berpendapat bahwa konfirmasi bukti tidak efektif, yang dikarenakan tingkat respondennya mungkin tidak cukup atau tidak dapat diterima. Misalnya, dalam industri tertentu seperti rumah sakit tanggapan terhadap konfirmasi sangat rendah.
3. Kombinasikan tingkat resiko yang melekat dan resiko pengawasan rendah dan bukti substantif lainnya yang dapat diakumulasikan menjadi bukti yang cukup. Bila auditor memutuskan untuk tidak mengkonfirmasi rekening piutang, pembenarannya harus didokumentasikan dalam berkas audit.
Konfirmasi mempunyai dua jenis yaitu:
1.. Konfirmasi bentuk positif, merupakan konfirmasi yang ditujukan kepada debitor yang meminta untuk dapat mengkonfirmasi secara langsung apakah saldonya dapat dinyatakan dengan benar atau salah. Konfirmasi bentuk positif lebih unggul karena auditor menindak lanjuti dengan prosedur alternatif* juga lebih dapat dipercaya karena auditor dapat melaksanakan pemeriksaan prosedur lanjutan jika tnggapannya adalah debitur tidak menerima.
2. Konfirmasi bentuk negatif, untuk memberikan jawaban hanya jika tidak setuju dengan permintaan konfirmasi, biayanya pun juga murah.
Konfirmasi negatif diberikan pada saat keadaan :
a. Rekening piutang terdiri dari beberapa rekening kecil
b. Kombinasi penilaian resiko pengawasan dan resiko yang melekat rendah
c. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerimaan konfirmasi tidak mungkin memberikan pertimbangan.
*Prosedur alternatif adalah untuk menentukan dengan cara selain dari konfirmasi apakah ada rekening yang tidak diinformasi dan dengan baik dinyatakan ditanggal konfirmasi.
a. Penerimaan tunai yang berikut bukti
b. Salinan faktur penjualan
c. Dokumen pengiriman
d. Surat menyurat dengan klien.
Ketika permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelanggan, maka perlu untuk menentukan alasan adanya perbedaan yang dilaporkan. Berikut adalah empat penyebab antara saldo konfirmasi dengan saldo milik klien:
1. Pembayarannya sudah dilakukan
2. Barang-barangnya belum diterima
3. Barang-barang telah dikembalikan
4. Kesalahan pekerjaan klerk dan memperdebatkan jumlah.
Metode Pencatatan Piutang Tak Tertagih
Pencatatan Piutang Tak Tertagih
Piutang Dagang (Account Receivable) adalah Piutang yang timbul dari penjualan kredit barang/jasa yang merupakan hasil usaha dari perusahaan yang bersangkutan Adakalanya sejumlah piutang tidak dapat ditagih (tidak diperoleh pembayarannya), misalnya : karena debitur yang bersangkutan jatuh pailit Kerugian Piutang / Kerugian Piutang Tak Tertagih / Biaya Penghapusan Piutang.. Adanya piutang tak tertagih tersebut merupakan kerugian bagi perusahaan, yang dicatat sebagai biaya usaha dengan nama akun :
Konfirmasi merupakan bukti yang sangat dipercaya. Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan keberadaa, ketelitian, cut off.
Rekening putang tidak bisa dikonfirmasi dalam tiga keadaan yaitu:
1. Rekening piutangnya tidak penting, ini hanya diperuntukkan untuk perusahaan tertentu yang hanya menerima uang tunai atau kartu kredit.
2. Auditor berpendapat bahwa konfirmasi bukti tidak efektif, yang dikarenakan tingkat respondennya mungkin tidak cukup atau tidak dapat diterima. Misalnya, dalam industri tertentu seperti rumah sakit tanggapan terhadap konfirmasi sangat rendah.
3. Kombinasikan tingkat resiko yang melekat dan resiko pengawasan rendah dan bukti substantif lainnya yang dapat diakumulasikan menjadi bukti yang cukup. Bila auditor memutuskan untuk tidak mengkonfirmasi rekening piutang, pembenarannya harus didokumentasikan dalam berkas audit.
Konfirmasi mempunyai dua jenis yaitu:
1.. Konfirmasi bentuk positif, merupakan konfirmasi yang ditujukan kepada debitor yang meminta untuk dapat mengkonfirmasi secara langsung apakah saldonya dapat dinyatakan dengan benar atau salah. Konfirmasi bentuk positif lebih unggul karena auditor menindak lanjuti dengan prosedur alternatif* juga lebih dapat dipercaya karena auditor dapat melaksanakan pemeriksaan prosedur lanjutan jika tnggapannya adalah debitur tidak menerima.
2. Konfirmasi bentuk negatif, untuk memberikan jawaban hanya jika tidak setuju dengan permintaan konfirmasi, biayanya pun juga murah.
Konfirmasi negatif diberikan pada saat keadaan :
a. Rekening piutang terdiri dari beberapa rekening kecil
b. Kombinasi penilaian resiko pengawasan dan resiko yang melekat rendah
c. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerimaan konfirmasi tidak mungkin memberikan pertimbangan.
*Prosedur alternatif adalah untuk menentukan dengan cara selain dari konfirmasi apakah ada rekening yang tidak diinformasi dan dengan baik dinyatakan ditanggal konfirmasi.
a. Penerimaan tunai yang berikut bukti
b. Salinan faktur penjualan
c. Dokumen pengiriman
d. Surat menyurat dengan klien.
Ketika permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelanggan, maka perlu untuk menentukan alasan adanya perbedaan yang dilaporkan. Berikut adalah empat penyebab antara saldo konfirmasi dengan saldo milik klien:
1. Pembayarannya sudah dilakukan
2. Barang-barangnya belum diterima
3. Barang-barang telah dikembalikan
4. Kesalahan pekerjaan klerk dan memperdebatkan jumlah.
Metode Pencatatan Piutang Tak Tertagih
Pencatatan Piutang Tak Tertagih
Piutang Dagang (Account Receivable) adalah Piutang yang timbul dari penjualan kredit barang/jasa yang merupakan hasil usaha dari perusahaan yang bersangkutan Adakalanya sejumlah piutang tidak dapat ditagih (tidak diperoleh pembayarannya), misalnya : karena debitur yang bersangkutan jatuh pailit Kerugian Piutang / Kerugian Piutang Tak Tertagih / Biaya Penghapusan Piutang.. Adanya piutang tak tertagih tersebut merupakan kerugian bagi perusahaan, yang dicatat sebagai biaya usaha dengan nama akun :
metode untuk mencatat kerugian piutang tak tertagih adalah sebagai berikut :
1. Metode Langsung (Direct Method), dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Kerugian dicatat pada periode penerimaan piutang, berdasarkan jumlah piutang yang
dihapuskan,
b. Setiap penghapusan piutang langsung dicatat pada akun : Kerugian PiutangTak Tertagih
dengan jurnal :
Kerugian Piutang Tak Tertagih (D) Rp xxx
Piutang (K) Rp xxx
2. Metode Tidak Langsung / Metode Cadangan (Indirect / Allowance Method)
a. Mencatat kerugian piutang tak tertagih (berdasarkan taksiran) pada periode penjualan
terjadinya piutang melalui ayat jurnal penyesuaian :
Kerugian Piutang Tak Tertagih (D) Rp xxx
Piutang (K) Rp xxx
b. Setiap penghapusan piutang dibebankan ke Cadangan piutang tak tertagih dengan jurnal :
Cadangan Piutang Tak Tertagih (D) Rp xxx
Piutang (K) Rp xxx
cara-cara untuk menetapkan besarnya taksiran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ditetapkan sebesar persentase tertentu (…%) dari Penjualan.
Dalam hal ini dasar perhitungannya adalah :
a. Penjualan kotor
b. Penjualan bersih
c. Penjualan kredit bersih
2. Ditetapkan berdasarkan persentase tertentu (…%) dari saldo Piutang.
Dalam hal ini terdapat 3 (tiga) cara sebagai berikut :
a. Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih ditambah sebesar persentase (%) tertentu dari saldo piutang (tanpa memperhatikan saldo cadangan yang masih ada)
b. Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih dijadikan sebesar persentase (%) tertentu dari saldo piutang dengan memperhatikan saldo cadangan yang masih ada)
c. Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih dijadikan sejumlah tertentu dalam rupiah (Rp. …..) yang ditetapkan berdasarkan analisis umur piutang (dengan memperhatikan saldo cadangan yang masih ada)Penerimaan Piutang yang Dihapuskan
Apabila piutang yang telah dihapuskan diterima pembayarannya, maka pencatatannya adalah sebagai berikut :
1. Metode Langsung
Jurnal :
Kas (D) Rp xxx
Kerugian Piutang Tak Tertagih (K) Rp xxx
2. Metode Cadangan
Jurnal :
Piutang Dagang (D) Rp xxx
Cadangan Piutang Tak Tertagih (K) Rp xxx
(Mengembalikan piutang yang sudah dihapuskan)
Kas (D) Rp xxx
Piutang Dagang (K) Rp xxx
(Mencatat penerimaan piutang yang sudah dihapuskan)
PENCATATAN PIUTANG TAK TERTAGIH
Menafsirkan Piutang Tak Tertagih - Penafsiran dilakukan untuk mengantisipasi tidak tertagihnya piutang dagang dimasa akan datang akibatpenjualan sekarang, untuk dibebankan sebagai periode yang bersangkutan. Taksiran piutang tak tertagih ditentukan setiap akhir periode. Dasar yang digunakan dalam menafsir piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Pendekatan Laporan Laba rugi
Pendekatan ini menggunakan persentase tertentu dari total penjualan (biasanya penjualan kredit) untuk menentukan besarnya kerugian piutang pada periode yang sama dengan penjualannya.
b. Pendekatan Neraca
Pendekatan ini menggunakan persentase tertentu dari total piutang (saldo piutang atau analisis umur piutang) untuk menentukan besarnya cadangan kerugian piutang pada periode yang sama dengan piutangnya. Sedangkan besarnya kerugian piutang ditentukan dengan menselisihkan antara saldo cadangan akhir periode.
Contoh penaksiran kerugian piutang tak tertagih
PT. ASTUTI melaporkan pada akhir tahun 2006, 2007 dan 2008 tentang:
Keterangan
|
2006
|
2007
|
2008
|
Penjualan kredit (net)
|
Rp 2.000.000
|
Rp 3.000.000
|
Rp 2.500.000
|
Piutang dagang (31 Desember)
|
Rp 1.000.000
|
Rp 1.500.000
|
Rp 1.200.000
|
Taksiran Kerugian Piutang dari 2% dari Penjualan Kredit Bersih
Periode
|
Perhitungan
|
Kerugian piutang
|
Cadangan kerugian
|
Akhir tahun 2006
|
2% x Rp 2.000.000
|
Rp 40.000
|
Rp 40.000
|
Akhir tahun 2007
|
2% x Rp 3.000.000
|
Rp 60.000
|
Rp 100.000
|
Akhir tahun 2008
|
2% x Rp 2.500.000
|
Rp 50.000
|
Rp 150.000
|
Taksiran Kerugian piutang dari 10% dari saldo piutang dagang
Periode
|
Perhitungan
|
Cadangan kerugian
|
Kerugian piutang
|
Akhir tahun 2006
|
10% x Rp 1.000.000
|
Rp 100.000
|
Rp 100.000
|
Akhir tahun 2007
|
10% x Rp 1.500.000
|
Rp 150.000
|
50.000
|
Akhir tahun 2008
|
10% x Rp 1.200.000
|
Rp 120.000
|
-30.000
|
PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN LAPORAN LABA-RUGI
Bila penaksiran berdasarkan jumlah penjualan maka jumlah cadangan kerugian yang akan dilaporkan ditentukan sebesar jumlah taksirannya ditambah dengan sadlo cadangan yang masih ada. Contoh : Jurnal cadangan kerugian piutang Jurnal Taksiran kerugian piutang dari Penjualan kredit bersih
2006
|
Bad Debt expense
|
40.000
|
|
|
Allowance for bad debt
|
|
40.000
|
2007
|
Bad Debt expense
|
60.000
|
|
|
Allowance for bad debts
|
|
60.000
|
2008
|
Bad Debt expense
|
50.000
|
|
|
Allowance for bad debt
|
|
50.000
|
PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN NERACA
Bila penaksiran berdasarkan saldo piutang maka jumlah cadangan kerugian yang akan dilaporkan ditentukan sebesar jumlah taksirannya, sehingga ada dua kemungkinan yaitu apakah saldo cadangan yang masih ada lebih kecil atau lebih besar dari jumlah taksiran tersebut.
a. Bila cadangan sekarang lebih besar dari saldo cadangan yang ada berarti cadangan Kurang maka harus ditambah jurnalnya:
Bad Debt Expense xxx
Allowance for bad debts xxx
b. Bila cadangan saekarang lebih kecil dari saldo cadangan yang ada berarti cadangan Lebih maka harus dikurangi jurnalnya:
Allowance for bad debts xxx
Bad Debt Expense xxx
Jurnal Taksiran kerugian piutang dari saldo Piutang dagang
2006
|
Bad Debt expense
|
100.000
|
|
|
Allowance for bad debt
|
|
100.000
|
2007
|
Bad Debt expense
|
50.000
|
|
|
Allowance for bad debts
|
|
50.000
|
2008
|
Allowance for bad debt
|
30.000
|
|
|
Bad Debt expense
|
|
30.000
|
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Piutang
adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya
transaksi dimasa lalu. Piutang, salah satu jenis transaksi akutansi
yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu
perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan
pada konsumen tersebut. Kebijaksanaan kredit (standar kredit/kualitas rekening
yang diterima, jangka waktu/periode kredit yang diberikan, discount/potongan
tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal.
Piutang
usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:
a)
Piutang usaha/piutang terhadap langganan
b)
Piutang yang akan diterima
faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi piutang usaha adalah sebagai berikut:
a)
Volume Penjualan Kredit
b)
Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
c)
Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
d)
Kebijakan dalam Penagihan Piutang
e)
Kebiasaan Pembayaran Pelanggan
Resiko
kerugian piutang terdiri dari beberapa macam
yaitu :
a.
Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)
b.
Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang
c.
Resiko keterlambatan pelunasan piutang
d.
Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang
Saran
Adapun
saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia
yang pasti nya mmiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan
saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah
kedepan menjadimakalahyang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang
lebih bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Modul 2 keahlian akuntansi, edisi
V/MDT, Penerbit: MEDIATAMA
http://blogpemenuhantugas.blogspot.com/2011/05/konfirmasi-rekening-piutang.html?m=1
http://basicakuntansi.blogspot.com/p/blog-page_7.html?m=1
http://basicakuntansi.blogspot.com/p/blog-page_7.html?m=1
https://www.scribd.com/doc/116367687/chap-7-kas-dan-piutang-ifrs-konvergensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar