Senin, 28 November 2016
Jumat, 08 Juli 2016
Nama :
Helda Ernawati
Kelas : 3EA14
NPM : 13213995
ARTIKEL KESEHATAN
Terlalu Sering Konsumsi Es Teh
Manis, Seseorang Akan Lebih Mudah Terserang Penyakit Mematikan
Es teh adalah salah satu minuman yang paling populer bagi
masyarakat. Es teh bisa diminum baik siang ataupun malam meskipun banyak orang
yang berpikir jika es te akan jauh lebih nikmat jika dikonsumsi di siang nan
terik karena kita tentu bisa merasa segar.
Sayangnya, di balik segarnya
es teh yang kita nikmati, jika kita mengkonsumsinya terlalu berlebihan kita
bisa mendapatkan resiko lebih besar mendapatkan penyakit batu ginjal. Bagaimana
hal ini bisa terjadi?
Harian Times of India memberitakan bahwa es teh, bayam, dan juga cokelat ternyata memiliki kandungan oxalate dalam konsentrasi yang cukup tinggi.
Kandungan oxalate yang cukup tinggi inilah yang bisa memicu masalah batu ginjal dalam tubuh. Kandungan oxalate sebenarnya sangat baik bagi tubuh jika berada dalam kadar yang normal.
Oxalate berfungsi untuk menyerap konsentrasi kalsium atau mengikat kalsium yang tentu akan berguna bagi kesehatan tulang dan gigi. Sayangnya, jika konsentrasi kalsium terlalu berlebihan, maka oxalate yang berupa kristal ini akan mengendap pada ginjal dan membentuk batu ginjal.
Selain oxalate, batu gunjal juga bisa berasal dari penumpukan kristal yang terdiri dari garam dan mineral yang tidak terpakai pada ginjal atau saluran kemih dan lama kelamaan akan mengendap dan membatu.
Penyakit batu ginjal ini sangat menyiksa dan bahkan jika dibiarkan begitu saja, ginjal bisa mengalami infeksi dan menyebabkan gagal ginjal.
Dengan adanya realita ini, apakah berarti kita tidak diperbolehkan mengkonsumsi minuman favorit ini? Ternyata kita masih bisa mengkonsumsi es teh, hanya saja, kini kita harus lebih cermat dalam memilih es teh.
Tahukah anda, banyak penyedia es teh yang ternyata memakai es yang berasal dari air yang belum matang?
Es yang tidak matang biasanya akan berwarna putih layaknya salju dan penuh dengan gelembung jika dibandingkan dengan es yang berasal dari air matang yang cenderung bening.
Selain memilih es yang sudah matang, kita juga harus mengecek apakah gula yang dipakai terlalu banyak atau tidak.
Ada baiknya kita meminum es teh yang memiliki kandungan gula yang sedikit saja dan jika kita ingin mendapatkan rasa manis, maka kita bisa memakai lemon atau daun mint yang bisa menyebabkan rasa unik pada es teh kita.
Harian Times of India memberitakan bahwa es teh, bayam, dan juga cokelat ternyata memiliki kandungan oxalate dalam konsentrasi yang cukup tinggi.
Kandungan oxalate yang cukup tinggi inilah yang bisa memicu masalah batu ginjal dalam tubuh. Kandungan oxalate sebenarnya sangat baik bagi tubuh jika berada dalam kadar yang normal.
Oxalate berfungsi untuk menyerap konsentrasi kalsium atau mengikat kalsium yang tentu akan berguna bagi kesehatan tulang dan gigi. Sayangnya, jika konsentrasi kalsium terlalu berlebihan, maka oxalate yang berupa kristal ini akan mengendap pada ginjal dan membentuk batu ginjal.
Selain oxalate, batu gunjal juga bisa berasal dari penumpukan kristal yang terdiri dari garam dan mineral yang tidak terpakai pada ginjal atau saluran kemih dan lama kelamaan akan mengendap dan membatu.
Penyakit batu ginjal ini sangat menyiksa dan bahkan jika dibiarkan begitu saja, ginjal bisa mengalami infeksi dan menyebabkan gagal ginjal.
Dengan adanya realita ini, apakah berarti kita tidak diperbolehkan mengkonsumsi minuman favorit ini? Ternyata kita masih bisa mengkonsumsi es teh, hanya saja, kini kita harus lebih cermat dalam memilih es teh.
Tahukah anda, banyak penyedia es teh yang ternyata memakai es yang berasal dari air yang belum matang?
Es yang tidak matang biasanya akan berwarna putih layaknya salju dan penuh dengan gelembung jika dibandingkan dengan es yang berasal dari air matang yang cenderung bening.
Selain memilih es yang sudah matang, kita juga harus mengecek apakah gula yang dipakai terlalu banyak atau tidak.
Ada baiknya kita meminum es teh yang memiliki kandungan gula yang sedikit saja dan jika kita ingin mendapatkan rasa manis, maka kita bisa memakai lemon atau daun mint yang bisa menyebabkan rasa unik pada es teh kita.
Jumat, 03 Juni 2016
Nama : Helda Ernawati
NPM : 13213995
Kelas : 3EA14
Konvensi Naskah
Konvensi naskah adalah
semua persyaratan formal yang sudah berdasarkan ketentuan ,aturan yang lazim
dan sudah disepakati bersama dalam suatu penulisan agar tampak lebih bagus
dengan segala persyaratan yang meliputi bagian – bagian pelengkap dan kebiasaan
kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan .
SYARAT FORMAL PENULISAN SEBUAH NASKAH
Sebuah karangan harus memenuhi tiga aspek utama persyaratan formal, yaitu : Bagian pelengkap pendahuluan , Isi karangan , Bagian pelengkap penutup . Selain itu , karangan memerlukan adanya pengorganisasian karangan
Adapun unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b. Halaman Judul
c. Halaman Persembahan (kalau ada)
d. Halaman Pengesahan (kalau ada)
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Gambar (kalau ada)
h. Daftar Tabel (kalau ada)
B. Bagian Isi Karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh Karangan
c. Kesimpulan
C. Bagian Pelengkap Penutup
a. Daftar Pustaka (Bibliografi)
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup Penulis
Dengan pemaparan
intisari sebagai berikut :
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan adalah bagian yang bertugas sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu agar terlihat lebih menarik dan pada bagian ini tidak membahas sama sekali tentang isi dari karangan tersebut
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Halaman judul pendahuluan hanya mencantumkan judul karangan atau judul buku yang ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah halaman agak ke atas.Halaman ini hanya tercantum nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (kelas, nomor pokok mahasiswa ), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan adalah bagian yang bertugas sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu agar terlihat lebih menarik dan pada bagian ini tidak membahas sama sekali tentang isi dari karangan tersebut
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Halaman judul pendahuluan hanya mencantumkan judul karangan atau judul buku yang ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah halaman agak ke atas.Halaman ini hanya tercantum nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (kelas, nomor pokok mahasiswa ), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
·
Judul menggambarkan
keseluruhan isi karangan.
·
Judul harus menarik
pembaca baik makna maupun penulisannya.
·
Sampul: nama karangan,
penulis, dan penerbit.
·
Halaman judul: nama
karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang,
nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan
makalah atau skripsi).
·
Seluruh frasa ditulis
pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus
pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
·
Judul diketik dengan
huruf kapital
·
Penjelasan tentang tugas
disusun dalam bentuk kalimat
·
Nama penulis ditulis
dengan huruf kapital
·
Logo universitas untuk
makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, makalah ilmiah tidak diharuskan
menggunakan logo.
·
Data institusi mahasiswa
mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun
ditulis dengan huruf kapital
Hal-hal yang harus
dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
·
Komposisi tidak menarik.
·
Tidak estetik.
·
Hiasan gambar tidak
relevan.
·
Variasi huruf jenis
huruf.
·
Kata “ditulis (disusun)
oleh.”
·
Kata “NIM/NRP.”
·
Hiasan, tanda-tanda,
atau garis yang tidak berfungsi.
·
Kata-kata yang berisi
slogan.
·
Ungkapan emosional.
·
Menuliskan kata-kata
atau kalimat yang tidak berfungsi.
b. Halaman Persembahan
Bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu halaman, biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah.Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
Bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu halaman, biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah.Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
·
Menggaris-bawahi nama
dan kata-kata lainnya.
·
Menggunakan titik atau
koma pada akhir nama.
·
Tulisan melampaui garis
tepi.
·
Menulis nama tidak lengkap.
·
Menggunakan huruf yang
tidak standar.
·
Tidak mencantumkan gelar
akademis.
d. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Sifatnya formal dan ilmiah. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Sifatnya formal dan ilmiah. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
·
Ucapan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
·
Penjelasan adanya tugas
penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal
ilmiah).
·
Penjelasan pelaksanaan
penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal
ilmiah).
·
Penjelasan adanya
bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau
organisasi/lembaga.
·
Ucapan terima kasih
kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
·
Penyebutan nama kota,
tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
·
Harapan penulis atas
karangan tersebut.
·
Manfaat bagi pembaca
serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Hal-hal yang harus
dihindarkan:
·
Menguraikan isi karangan.
·
Mengungkapkan perasaan
berlebihan.
·
Menyalahi kaidah bahasa.
·
Menunjukkan sikap kurang
percaya diri.
·
Kurang meyakinkan.
·
Kata pengantar terlalu
panjang.
·
Menulis kata pengantar
semacam sambutan.
·
Kesalahan bahasa: ejaan,
kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis yang berfungsi untuk merujuk nomor halaman dan tersusun secara konsisten dengan baik. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
g. Daftar Tabel
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis yang berfungsi untuk merujuk nomor halaman dan tersusun secara konsisten dengan baik. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
g. Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.
B. Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a. Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Pendahuluan bertujuan menarik perhatian pembaca, dengan menginfokan masalah apa yang akan dibahas dari bab awal hingga akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1.
Latar belakang
masalah
2.
Tujuan penulisan
berisi target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai
3.
Ruang lingkup
masalah berisi pembatasan masalah yang akan dibahas.
4.
Landasan teori
5.
Sumber data
penulisan berisi data- data yang bersesuaian dengan pembahasan
6.
Metode dan teknik
penulisan berisi penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan dan teknik
penulisan menyajikan cara pengumpulan data.
7.
Sistematika
penulisan berisi gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama,
dan kesimpulan.
b. Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah dan disinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah dan disinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1.
Ketuntasan materi
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer.
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer.
2.
Kejelasan
uraian/deskripsi
yang terbagi tiga yaitu :
yang terbagi tiga yaitu :
o
Kejelasan konsep
o
Kejelasan bahasa
o
Kejelasan penyajian dan
fakta kebenaran fakta
Hal-hal lain yang harus
dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
1.
Subjektivitas
2.
pembuktian pendapat
tidak mencukupi
c. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan bagian penutup dari isi karangan dan merupakan suatu intisari dari karangan mulai dari bab awal hingga akhir .Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
Kesimpulan merupakan bagian penutup dari isi karangan dan merupakan suatu intisari dari karangan mulai dari bab awal hingga akhir .Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
1.
Dalam tulisan-tulisan
yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang
penting yang sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
2.
Untuk
kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari
pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
C. Bagian Pelengkap
Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan daftar pustaka.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan daftar pustaka.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
1.
Nama pengarang:
penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
2.
Tahun terbit.
3.
Judul buku:
penulisannya bercetak miring.
4.
Data publikasi,
meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
5.
Untuk sebuah
artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun
terbit.
Keterangan:
·
Jika buku itu disusun
oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
·
Jika buku itu
disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama
pengarang.
·
Jika buku itu
merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya
diberi keterangan ed. ‘editor’
·
Nama gelar
pengarang lazimnya tidak dituliskan.
·
Daftar pustaka
disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.
b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki.Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad).
d. Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang.
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki.Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad).
d. Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang.
Nama : Helda Ernawati
NPM : 13213995
Kelas : 3EA14
A.
LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Pada dasarnya, hal terpenting
yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan
ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik
adalah :
1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk
Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam
penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata
cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah
tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik.
Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
1. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan
tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang
terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan
diantaranya;
1) Usahakan
merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
2) Ajukan pertanyaan
dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
3) Jika kita dapat
menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan
tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
b. Menentukan
Topik
Langkah pertama yang harus
dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji
dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
c. Menelusuri
Topik
Bila topik telah ditentukan,
kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat
sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;
1) Fokuskan
topik agar mudah dikelola;
2) Ajukan
pertanyaan
1. Mengidentifikasi Pembaca Karya
Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya
ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara
menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum
menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan
kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis
ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.
1. Menentukan Cakupan Isi Materi
Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan
jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
II. PENGUMPULAN INFORMASI UNTUK
PENULISAN KARYA ILMIAH
A.
MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER DATA, INFORMASI, DAN BAHAN UNTUK
TULISAN
Perpustakaan pada umumnya
menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai
bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual. Hal pertama yang harus
kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak
sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju
adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang
encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.
1. Mencari
Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Pencarian buku dengan cara
Online Catalog biasanya menggunakan terminal komputer. Kita dapat mencari buku
dengan judul dan nama penulis yang jelas atau minta kepada komputer untuk
mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang sedang kita tulis.
Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.
Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.
2. Memeriksa
Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul
kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik
yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;
a. Atur waktu
membaca
b. Bacalah
secara selektif
c. Bacalah
secara bertanggung jawab
d. Bacalah
secara kritis
3. Membuat
Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Salah satu cara terbaik dan
paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu mengacu pada kartu
indeks yang telah kita buat.
4. Membuat
Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Disamping membuat catatan, kita
pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari sumber bacaan yang
kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan kita.
5. Membuat
Kutipan
Kita harus mengutip dengan
persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan yang kita gunakan jika
pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari penulis dan jika kita
ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.
B. MELAKUKAN
WAWANCARA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI UNTUK TULISAN
Ada empat hal yang harus
diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek
penulisan karya ilmiah, yaitu;
1. Menentukan
orang yang tepat untuk diwawancarai
2. Mempersiapkan
pedoman wawancara
3.
Melaksanakan wawancara
4. Mengolah
hasil wawancara
TAHAP PROSES PENULISAN
Tahap Penulisan merupakan
perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan
setelah penulisan selesai.
§ Tahap Pra Penulisan
1. Pemilihan dan
pembatasan topik
2. Merumuskan tujuan
3. Mempertimbangkan
bentuk karangan
4. Mempertimbangkan
pembaca
5. Mengumpulkan data
pendukung
6. Merumuskan judul
7. Merumuskan tesis
8. Penyusunan ide dalam
bentuk karangan atau outline
§ Pemilihan Topik
# Apa yang akan kita tulis?
# Topik dapat diperoleh
dari berbagai sumber.
# Empat syarat:
keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.
# Agar lebih fokus, topik
perlu dibatasi.
§ Tahap Penulisan Draf
–
Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
–
Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
–
Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada
aspek-aspek mekanik.
§ Tahap Revisi
–
Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan,
penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
–
Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau
berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi
dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
§ Tahap Penyuntingan
–
Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
–
Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
–
Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca,
istilah, kosakata, format karangan.
§
Tahap Publikasi
–
Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
–
Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
TAHAP EVALUASI
Tahap terakhir yaitu verifikasi
atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu
diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin
ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu
ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal
yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai,
tanpa menghilangkan esensinya.
Ada lima kriteria yang bisa
kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis sebagai berikut :
Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang?
Apa klaim atau tesis Anda membela? Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan
dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda
sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap pada topik itu atau terlena pada garis
singgung tidak membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau terlalu
banyak? Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya mungkin
terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan lebih
baik menulis tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.
Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan
rincian dan bukti. Apakah Anda menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi
harapan pembaca Anda? Sebuah laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya
mencakup banyak referensi dan kutipan untuk banyak karya lain yang relevan
beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang,
komposisi penampilan, dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman
yang melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk menyertakan tergantung pada
penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang kanker ditujukan untuk
anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk warga senior.
Organisasi
Organisasi, sering disebut
“pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata letak kertas. Secara tradisional,
kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada
gagasan utama tunggal atau topik (kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan
paragraf yang halus dan logis. Sebuah rambles kertas kurang terorganisir,
melayang di antara topik yang tidak berhubungan dengan cara serampangan dan
membingungkan.
Gaya
Gaya secara tradisional
berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah stylist yang
efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga bisa
menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau kiasan.
Penata Efektif bersusah payah tidak hanya untuk membuat titik, namun untuk membuatnya
dengan baik.
Konvensi
Kriteria ini meliputi tata
bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang ditentukan oleh
konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang dengan konvensi,
pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah kalimat
biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di tempat
pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan seorang
penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan pembaca
seseorang.