SOAL
1.
Definisi analisis kinerja
sistem teknologi informasi
2.
Metode analisis kinerja
sistem teknologi informasi
3.
Standar-standar analisis
kinerja sistem teknologi informasi
4.
Metode pengumpulan data
analisis
-
Knowledge base
-
Data mining
JAWAB :
1.
DEFINISI ANALISIS
KINERJA SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI
Terdapat beberapa badan standar yang mengeluarkan
defenisi kinerja, antara lain :
1. Standar
industri Jerman DIN55350
Kinerja terdiri dari semua karakteristik dan aktivitas
penting yang dibutuhkan dalam suatu produksi, yang meliputi perbedaan
kuantitatif dan kualitatif produksi atau aktivitas keseluruhan.
2. Standar
ANSI (ANSI/ASQC A3/1978)
Kinerja adalah gambaran dan karakteristik produksi
keseluruhan atau pelayanan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan.
3. Standar
IEEE untuk kinerja perangkat lunak (IEEE Std 729 - 1983)
Kinerja adalah tingkatan untuk memenuhi kombinasi
perangkat lunak yang diinginkan.
Secara umum dapat didefenisikan sebagai semua
karakteristik dan aktifitas penting yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
yang akan dicapai.
Konsep Dasar
Istilah kinerja
(performance) mengacu pada pelayanan yang disediakan oleh orang atau mesin
untuk siapapun yang memerlukannya. Suatu sistem pemroses informasi adalah sekumpulan
komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang memiliki kemampuan untuk
memproses data melalui program-program yang ditulis. Dengan demikian istilah
kinerja untuk suatu sistem yang memproses informasi adalah merupakan
fasilitas-fasilitas yang dapat tersedia untuk dimanfaatkan yang meliputi bahasa
pemrograman, utiliti yang digunakan untuk mendesain dan pengembangan program,
utiliti pemrosesan, feature untuk memperbaiki kegagalan dan sebagainya.
Kinerja (performance) terdiri dari indeks-indeks yang
dapat melambangkan kemudahan, kenyamanan, kestabilan, kecepatan dan lain-lain.
Setiap indeks memiliki kuantitas dan kemudian menjadi obyek evaluasi. Suatu
indeks performance dapat dievaluasi dengan berbagai cara, antara lain:
• Dapat diukur
(measured)
• Dapat dihitung
(calculated)
• Dapat diperkirakan
(estimated)
evaluasi tersebut merupakan kuantitatif (=sesuatu yang
dapat dijabarkan dalam angka). Namun demikian banyak faktor dari sistem yang
dipilih adalah merupakan kualitatif yang sukar untuk dikuantisasi.
2. TUJUAN EVALUASI
Evaluasi diperlukan
untuk memberi gambaran apakah suatu kinerja sistem yang ada, sudah sesuai
dengan yang dibutuhkan serta sesuai dengan tujuan.
Aplikasi teknik evaluasi dapat diklasifikasikan dalam
empat kategori :
1. Procurement,
seluruh masalah evaluasi yang dipilih dari sistem atau komponen-komponen sistem
(yang ada pada sistem atau pun alternatifnya).
2. Improvement,
meliputi seluruh masalah kinerja yang timbul pada saat suatu sistem sedang
bekerja.
3. Capacity
Planning, terdiri dari masalah yang berhubungan dengan prediksi kapasitas
sistem di masa yang akan datang.
4. Design,
Seluruh masalah yang harus dibuat pada saat akan menciptakan suatu sistem yang
baru.
3. SISTEM REFERENSI
Untuk memberi gambaran pendekatan dalam sistem yang
akan diobservasi dalam evaluasi kinerja, maka digunakan sustu sistem acuan
(referensi). Konfoigurasi sistem yang digunakan sebagai sistem referensi antara
lain :
1. Uniprogrammed
Batch-processing References System (UBRS). Pada sistem ini model batch
processing digunakan dan resources utamanya diatur oleh pemrograman tersendiri.
2. Multiprogrammed
Batch-processing References System (MBRS). Teknik ini mewakili adanya
pemrosesan dari suatu aktivitas yang overlapping (secara bersamaan memenuhi
sistem. Dalam sistem ini aktivitas CPU (SPOOL=simultanous processing operation
online), aktivitas channel dapat overlap.
3. Multiprogrammed
Interactive Reference System (MIRS). Karakteristiknya adalah adanya interaktif
terminal dimana user dapat berhubungan (converse) dengan sistem, yang disebut
dengan interactive transaction.
4. Multiprogrammed
Interactive Vrtual Memory Reference System (MIVRS). User dapat memprogram di
dalam ruang alamat memori secara virtual yang berbeda dengan sistem memori
aktual.
4. INDEKS KINERJA
Level Evaluasi kinerja :
Ketiga level di atas memiliki tujuan yang sama, yaitu
membuat operasional sistem menjadi efisien, namun problem yang dihadapi di
masing-masing level akan dilihat dari sudut yang berbeda.
1. Desainer Sistem
(perangkat keras/ Perangkat lunak), tugas :
a. Harus selalu
menjaga/memikirkan jangkauan sistem aplikasi yang mungkin digunakan.
b. Memperhatikan
penggunan/pemanfaatan sistem komputer yang mempengaruhi kerja beberapa variabel
seperti : waktu akses memori, kecepatan CPU, pengorganisasian program dan basis
data, algoritma lokasi memori.
c. Obyek bagi indeks
internal
2. Manajer Instalasi,
tugas :
a. Lebih
memperhatikan keseimbangan (balance)
b. Cost effective
yang digunakan komponen sistem.
c. Memilih banyak
layanan yang memuaskan untuk banyak user.
d. Mengatur
penggantian fasilitas yang digunakan.
e. Obyek bagi indeks
internal
3. Analis dan
programmer, tugas :
a. Lebih
berkonsentrasi pada lingkup pekerjaan pemrograman secara operasional.
b. Dapat
mempempengaruhi secara langsung terhadap bermacam-macam sumber beban (seperti
CPU, periferal, memori dan lain-lain)
c. Mengevaluasi
proses agar efisien dalam waktu dan efisien dalam harga.
d. Obyek bagi indeks
eksternal
Skema dari suatu studi evaluasi kinerja :
Nilai-nilai variabel
yang dibutuhkan dalam kegiatan evaluasi kinerja sistem adalah :
1.
Karakteristik sistem fisik
Variabel ini berisi :
a. informasi mengenai
konfigurasi sistem perangkat keras dan perangkat lunak (ukuran memori, jumlah
channel dan kapasitas disk, lokasi file sistem, BIOS).
b. Operasi bermacam
komponen (CPU, tipe channel, waktu akses disk, dan lain-lain).
2. Kondisi
operating sistem
Terdiri dari penggambaran beban yang akan dievaluasi
(seperti workload melalui pendekatan probabilistik).
3. Indeks
kinerja sistem
a. Klasifikasi indeks
kinerja terbagi menjadu dua yaitu indeks internal (mengukur kegunaan
masing-masing komponen sistem) dan indeks eksternal (mengevalusai secara
eksternal terhadap proses sistem agar efisien).
b. Indeks internal
memanfaatkan orang-orang pada level 1 dan level 2.
c. Indeks eksternal
memakai orang-orang pada level 3 yaitu dilihat dari sisi pengguna akhir yang
terlibat langsung (user).
Tabel indeks Kinerja
Indeks eksternal
|
Indeks Internal
|
Turn around time
|
CPU Utilization
|
Response time
|
Overlap of activities
|
Throughput
|
Faktor multiprogramming
|
Capacity
|
Level multiprogramming
|
Availability
|
Paging rate
|
Realibility
|
Reaction time
|
2. METODE
ANALISIS KINERJA SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI
1. Metode
System Development Life Cycle (SDLC)
Model SDLC atau Sekuensial
Linier sering disebut juga Model Air Terjun. Model ini mengusulkan sebuah
pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang
dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode,
pengujian, dan pemeliharaan
Model ini disusun
bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum yang
lainnya. Model ini biasanya digunakan
untuk membuat sebuah software dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam
waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar. Tidak sesuai atau tidak
terlalu disarankan untuk small scale project karena:
-
Resource intensive
-
Tidak fleksibel
-
Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang cepat
Tahapan-tahapan (SDLC):
a.
Fase Perencanaan Sistem
Dalam tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja
strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas
yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Proyek sistem
dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas
tertinggi akan dipilih untuk pengembangan. Penyediaan sumber
daya baru dan penyediaan dana untuk pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga
disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari
tahapan ini adalah : Langkah-langkah detail rencana kerja dan penugasan untuk anggota
tim.
b.
Fase Analisis Sistem
-
Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan
timbal-balik yang terkait dalam pengembangan system: definisi masalah,
tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala system, ditambah identifikasi
biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
-
Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan
analisis sistem.
-
Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu
tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
-
Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan
untuk mengembangkan suatu sistem baru.
-
Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon
pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian
masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
-
Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui
secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan
berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
-
Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan
ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,tim
proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila
laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan
sampai semua peserta setuju
c.
Fase Perancangan Sistem secara Umum
-
Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan
pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif
perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan
terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
-
Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan
mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem
yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang
sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah
selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
d.
Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan
point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan
seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan
dengan proyek system dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan
evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang
dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan,
maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti
dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk
pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan
dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan
detailnya.
e.
Fase Perancangan Sistem secara Detail
Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan
secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar,
form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan
disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input,
proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output.
Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam
model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis
untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem
yang sedang dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data.
Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam
ancaman dan error ditentukan.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara
detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua
spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi
satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang
lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan;
pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.
f.
Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
-
Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
-
Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi
sistem baru.
- laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:
1. Rencana implementasi dalam
bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation
Review Technique (PERT) Chart
2. Penjadwalan proyek dan teknik
manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk
melaksanakan implementasi sistem, seperti :
· Pengembangan perangkat lunak
· Persiapan
lokasi peletakkan sistem
· Instalasi
peralatan yang digunakan
· Pengujian
Sistem
2.
Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan
sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system)
yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis.
Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk
menyederhanakan proses.
Tahapan-tahapan Model Prototyping
1.
Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan
format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis
besar sistem yang akan dibuat.
2.
Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan
sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan
membuat input dan format output).
3.
Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah
prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.
4.
Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5.
Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak
yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan
dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6.
Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi
sudah sesuai dengan yang diharapkan.
7.
Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima
pelanggan siap untuk digunakan.
3. Model RAD (Rapid Application
Development)
RAD adalah
penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode
prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan
perancangan sistem informasi selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang
singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Tahapan-tahapan Model RAD
1.
Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi seperti:
informasi mengendalikan
proses bisnis, di mana informasi digunakan, siapa yang memprosenya, dan
informasi apa yang dimunculkan.
2.
Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada,
maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan
semua interface harus dilatih secara penuh..
3.
Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga,
RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang
bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
4.
Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan
untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis.
Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan
kembali objek data tertentu
5.
Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek.
Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.
4. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah
model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari
prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial
linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan
pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara
bertahap.
Tahapan-tahapan Model Spiral
1.
Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara
pelanggan dan kebutuhan- kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
2.
Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya,
ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
3.
Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir
resikomanajemen dan teknis.
4.
Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau
lebih representasi dari apikasi tersebut.
5.
Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk
mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan kepada pemakai.
6.
Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari
pelanggan.
5. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan
perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia
nyata. Filosofi Object Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus
pengenbangan perangkat lunak (perencanaan, analisis, perancangan dan
implementasi) sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum:
menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan system secara keseluruhan.
Tahapan-Tahapan Object Oriented Technology
6. Functional Decomposition Methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem
ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk
dipahami, dirancang dan ditetapkan.
Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
- Stepwise Refinement (SR) atau Iterative
Stepwise Refinement (ISR)
- Information Hiding
7. Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
1. Data flow oriented methodologies, sistem secara
logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar
fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini
adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
- Composite Design
- SSAD (Structured System Analysis and Design)
2. Data Structured oriented methodologies, Metodologi
ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam
metodologi ini adalah :
- JSD (Jackson’s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)
8. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System),
merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan
dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan system informasi. ISDOS
mempunyai dua komponen, yaitu :
1. PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama
dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine
readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya
dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya
dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural.
2. PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat
lunak yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan
digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang
dihasilkan sebagai output laporan.
9. Model
V
Model ini merupakan
perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya
mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall
proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang.
Tahapan-Tahapan Model V
1.
Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement
Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap
ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap
yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima
oleh para pengguna atau tidak
2.
System Design & System Testing
Dalam tahap ini
analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan
pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini
adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum,
struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh
tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram
dan Data Dictionary.
3.
Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut
High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar
kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel
dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.
4.
Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut
sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih
kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan
programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program
seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output
untuk tiap modul, dan lain-lain.
5.
Coding
Dalam tahap ini
dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
10. Metode
End-user Development
Disini pengembangan dilakukan langsung
oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena
memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat
dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan
kecenderungan tumbuhnya “private” sistem informasi.
Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Tahapan-tahapan EUD
1.
Tahap inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana
organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi
informasi.
informasi.
2.
Tahap ketularan (contagion)
Yaitu tahap diamana
organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan
teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan
untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan
untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
3.
Tahap kendali (control)
Pada tahap ini
organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan
teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan
penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan
penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
4.
Tahap matang (mature)
Pada tahap ini
organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya
mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya
(cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi
yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing.
mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya
(cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi
yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing.
11. Metode
Outsourcing
Outsourcing merupakan
salah satu metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan
pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan
efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga disamakan dengan metode lain
seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain
yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan
layanan kepada pihak lain.
3.
STANDAR-STANDAR ANALISIS KINERJA SISTEM \TEKNOLOGI
INFORMASI
-
Standar industri Jerman DIN55350 ;
Kinerja terdiri dari semua karakteristik dan aktivitas penting yang dibutuhkan
dalam suatu produksi, yang meliputi perbedaan kuantitatif dan kualitatif
produksi atau aktivitas keseluruhan.
-
Standar ANSI (ANSI/ASQC
A3/1978) ; Kinerja adalah gambaran dan karakteristik produksi keseluruhan atau
pelayanan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan.
-
Standar IEEE untuk kinerja perangkat
lunak (IEEE Std 729 - 1983) ; Kinerja adalah tingkatan untuk memenuhi kombinasi
perangkat lunak yang diinginkan. Secara umum dapat didefenisikan sebagai
semua karakteristik dan aktifitas penting yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan yang akan dicapai.
4. METODE PENGUMPULAN DATA ANALISIS
Knowledge Management
(KM)
a. Pengertian
Knowledge Management
Knowledge Management
adalah proses mengumpulkan dan menciptakan pengetahuan secara efisien, mengatur
basis pengetahuan organisasi (organicational knowledge base) untuk menyimpan
pengetahuan, dan memfasilitasi knowledge sharing (berbagi pengetahuan) sehingga
pengetahunn tersebut dapat diterapkan di dalam perusahaan. Tujuan utama dari
knowledge management adalah memfasilitasi knowledge sharing (berbagi
pengatahuan). Saling berbagi pengetahuan tersebut dapat terjadi antara
pelanggan, pegawai dan dengan rekan-rekan bisnis.
b. Aktivitas
Knowledge Management dan Dukungan Teknologi Informasi
Dalam pelaksanaannya
knowledge management ditunjang oleh Teknologi Informasi untuk hal-hal sebagai
berikut :
·
Knowledge identification
Knowledge identification merupakan aktivitas
identifikasi terhadap pengetahuan.
·
Knowledge discovery and analysis
Dengan menggunakan mesin pencari (search engines),
basis data dan data mining. Pengetahuan yang tepat dapat ditemukan dan
dianalisis.
·
Knowledge acquisition
Knowledge acquisition merupakan proses pengumpulan dan
pengaturan pengetahuan sehingga dapat digunakan.
·
Knowledge creation via idea generation
Knowledge creation via idea generation merupakan
proses pembuatan pengetahuan dengan menggunakan teknologi idea generation.
Terdapat berbagai macam software untuk idea generation, yang dirancang membantu
menstimulasi seorang atau suatu kelompok untuk menghasilkan ide-ide atau
pilihan-pilihan .
·
Establishment of organizational knowledge bases
Pengetahuan perusahaan perlu disimpan pada suatu basis
pengetahuan (knowledge base) sehingga perlu dibuat suatu basis pengetahuan
(knowledge base).
·
Knowledge distribution and use
Teknologi diterapkan untuk memungkinkan
pendistribusian knowledge ketika dibutuhkan.
· Data
Mining
a. Pengertian
Data Mining
Data Mining adalah
teknik manajemen data yang digunakan dengan data warehouses dan data
marts. Teknologi data miniing memiliki kemampuan untuk melakukan perkiraan
otomatis dari trends dan behaviors (automated prediction of trends and
behaviors) serta menemukan pattern yang sebelumnya tidak diketahui secara
otomatis (automated discovery of previously unknown patterns).
b. Karakteristik
Data Mining
Data mining memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut :
- Lembaga
Sertifikasi Profesi Telematika Indonesia 217
- Tools
data mining dibutuhkan untuk mendapatkan data yang terpendam.
- Miner
yang dalam hal ini adalah pengguna, dilengkapi dengan “data drills” dan
query tools untuk mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban terhadap
pertanyaan tersebut dengan cepat.
- Environtment
dari data mining biasanya memiliki arsitektur client/server.
- Karena
jumlah data yang besar, terkadang dibutuhkan proses yang paralel pada data
mining.
- Tools
data mining dapat dengan mudah dikombinasikan dengan spreadsheetatau tools
pengembangan software lainnya, yang memungkinkan analisis dan proses
terhadap data cepat dan mudah.
- Data
mining menghasilkan lima jenis informasi, yaitu : associations, sequences,
classifications, clusters, dan forecasting.
c. Tools
Data Mining
Data mining dapat menggunakan beberapa tools berbasis
teknologi informasi.
Beberapa tools yang cukup dikenal adalah sebagai
berikut :
·
Neural Computing
Neural Computing adalah pendekatan machine-learning
dimana data historis dapat diteliti untuk diperoleh polanya (patterns).
·
Intelligent Agents
Intelligent agents adalah agents yang dapat membantu
melakukan data mining seperti analisis trend, prediksi dan lain sebagainya.
Contoh penggunaanya adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat pada internet
atau intranet dengan basis data.
·
Association Analysis
Association Analysis adalah pendekatan dimana pengguna
menentukan suatu algoritma yang mengurutkan kumpulan data yang besar dan
menyatakan aturan statistik di antara data-data tersebut.