Pengertian Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin socius yang artinya
kawan dan logos yang artinya ilmu.Dengan demikian, sosiologi
berarti pengetahuan tentang perkawanan atau pertemanan.Pengertian pertemanan
ini kemudian diperluas cakupannya menjadi sekelompok manusia yang hidup bersama
dalam suatu tempat, atau bisa disebut dengan masyarakat. Dengan demikian,
sosiologi diartikan sebagai pengetahuan tentang hidup bermasyarakat.
|
Kerja
bakti
Nilai kegunaan dari sosiologi (aksiologi) adalah mengetahui fenomena
sosial yang
ada di masyarakat, serta bagaimana memahami perilaku individu-individu yang
melakukan tindakan-tindakan sosialnya.
|
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai definisi sosiologi yaitu
sebagai berikut.
- Pitirim
A. Sorokin: Sosiologi sebagai ilmu, mempelajari hubungan
dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (ekonomi,
agama, moral, hukum, keluarga, dsb). Hubungan dan pengaruh timbal balik
antara gejala sosial dan gejala nonsosial (geografis, biologis, dsb)
menjadi ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
- Roucekdan
Warren: Sosiologi mempelajari hubungan antarmanusia
dalam kelompok-kelompok.
- William
F. Oghburn dan Mayer F. Nimkoff: Sosiologi
adalah penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu
organisasi sosial.
- Max
Weber: Sosiologi adalah ilmu yang berupaya untuk
memahami tindakan-tindakan sosial.
- Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi: Sosiologi
atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial, termasuk perubahan sosial.
PENGERTIAN PROSES SOSIAL
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu
jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan
hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat.Interaksi sosial merupakan kunci
dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin
ada kehidupan bersama.
Penyebab Terjadinya Proses Sosial
Interaksi sosial merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas sosial. Selain itu interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang
perorangan, kelompok dengan kelompok atau orang perorangan dengan kelompok.
Interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing sadar akan adanya pihak
lain yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam perasaan maupun syaraf
orang-orang yang bersangkutan.
Bentuk
umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai
proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara
kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi
anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam
masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara
kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya
berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak.
Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan
yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem
interaksinya.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada
berbagai faktor :
·
Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong
seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
·
Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima
oleh pihak lain.
·
Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya
lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk
atas dasar proses ini.
·
Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik
pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat
penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami
pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan
antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1.
Adanya kontak sosial (social
contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu antarindividu,
antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat
pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2.
Adanya Komunikasi, yaitu
seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang
ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi
reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Macam-macam proses sosial
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka,
ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial
:
1. Proses-proses
yang Asosiatif
a. Kerja
Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut
ber-kembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama
dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai
manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian
kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya,
keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya
rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.
Kerja sama
timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in-group-nya) dan
kelompok lainya ( out-group-nya). Kerja sama akan bertambah
kuat apabila ada hal-hal yang menyinggung anggota perorangan lainnya.
Fungsi
Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama
timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya
organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”
Dalam
teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa
diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan
lagi dengan:
1.
Kerjasama Spontan (Spontaneous
Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
2.
Kerjasama Langsung (Directed
Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
3.
Kerjasama Kontrak (Contractual
Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
4.
Kerjasama Tradisional (Traditional
Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5
bentuk kerjasama :
1.
Kerukunan yang mencakup
gotong-royong dan tolong menolong
2.
Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang
dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
3.
Kooptasi
(cooptation), yakni suatu proses
penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam
suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang ber-sangkutan
4.
Koalisi (coalition),
yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan
yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara
waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut
yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama
adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah
kooperatif.
5.
Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu,
misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.
b. Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu keadaan
dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya
suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan
nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan
yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut
Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan oleh para
sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang
sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses
dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1.
Untuk mengurangi
pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai
akibat perbedaan paham
2.
Mencegah meledaknya suatu
pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
3.
Memungkinkan terjadinya
kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor
sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang
mengenal sistem berkasta.
4.
mengusahakan peleburan
antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk
Akomodasi:
1.
Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan
2.
Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada.
3.
Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang
ber-hadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
4.
Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
5.
Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal
bentuknya.
6.
Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena
mem-punyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
7.
Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan
adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan
memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Faktor-faktor
yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
1.
Toleransi
2.
kesempatan-kesempatan yang
seimbang di bidang ekonomi
3.
.sikap menghargai orang
asing dan kebudayaannya
4.
sikap tebuka dari golongan
yang berkuasa dalam masyarakat
5.
persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6.
perkawinan campuran (amaigamation)
7.
adanya musuh bersama dari
luar
Faktor-faktor
yang menghambat terjadinya asimilasi adalah :
1.
Terisolasinya kehidupan
suatu golongan tertentu dalam masyarakat
2.
kurangnya pengetahuan
mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali
menimbulkan faktor ketiga
3.
perasaan takut terhadap
kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
4.
perasaan bahwa suatu
kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan
golongan atau kelompok lainnya.
5.
Dalam batas-batas tertentu,
perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi
salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
6.
Gangguan dari golongan yang
berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami
gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
d. Amalgamasi
Merupakan
peleburan dua kelompok budaya yang kemudian melahirkan budaya baru.
Biasanya dapat terjadi dengan sukarela maupun dengan pemaksaan
2. Proses Disosiatif
Proses
disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang
persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat,
walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial
masyarakat bersangkutan.
a. Persaingan (Competition)
Persaingan
atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu
atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan
maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan.
Persaingan
mempunya dua tipe umum :
1.
Bersifat Pribadi : Individu,
perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
2.
Bersifat Tidak Pribadi :
Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan
monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk
persaingan :
1.
Persaingan ekonomi : timbul
karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
2.
Persaingan kebudayaan :
dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
3.
Persaingan kedudukan dan
peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan
untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan
terpandang.
4.
Persaingan ras : merupakan
persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah
terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
b.
Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi
pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 5 :
1.
yang umum meliputi perbuatan
seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes,
gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
2.
yang sederhana seperti
menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat
selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain,
dst.
3.
yang intensif, penghasutan,
menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
4.
yang rahasia, mengumumkan
rahasian orang, berkhianat.
5.
yang taktis, mengejutkan
lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan
kekerasan, provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1.
Kontraversi generasi
masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan
yang sangat cepat
2.
Kontraversi seks :
menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
3.
Kontraversi Parlementer :
hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam
masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif,
keagamaan, pendidikan, dst.
c. Pertentangan (Pertikaian
atau conflict)
Pribadi
maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri
badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya
dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga
menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab
pertentangan adalah :
1.
Perbedaan antara individu
2.
Perbedaan kebudayaan
3.
perbedaan kepentingan
4.
perubahan sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan
antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan
pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan
mempunyai beberapa bentuk khusus:
1.
Pertentangan pribadi
2.
Pertentangan Rasial : dalam
hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang
menimbulkan pertentangan
3.
Pertentangan antara
kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
4.
Pertentangan politik :
menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara
negara-negara yang berdaulat
5.
Pertentangan yang bersifat
internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian
merembes ke kedaulatan negara
Akibat-akibat
bentuk pertentangan
1.
Tambahnya solidaritas in-group
2.
Apabila pertentangan antara
golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah
sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
3.
Perubahan kepribadian para
individu
4.
Hancurnya harta benda dan
jatuhnya korban manusia
5.
Akomodasi, dominasi, dan
takluknya salah satu pihak
Baik persaingan maupun pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses
sosial disosiatif yang terdapat pada setiap masyarakat
Salah satu contoh kelompok sosial yang kami temui
Kelompok sosial yang kami jadikan contoh yaitu kelompok buruh tani di desa
Ringinanyar. Kelompok tersebut termasuk kelompok asosiatif karena mereka
membentuk kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang sama yaitu memakmurkan
usaha pertanian mereka (kooperatif)
Faktor-faktor
yang mendorong adanya kelompok sosial dikalangan buruh tani adalah sebagai
berikut :
1.
Para petani memiliki tujuan
yang sama untuk meningkatkan hasil panennya
2.
Masalah yang mereka hadapi
cenderung sama yaitu mengenai hama tanaman dan penyakit-penyakit yang mewabang
di tanaman mereka
3.
Mereka berusaha untuk
menjalin relasi untuk mengembangkan pendistribusian hasil panennya ke daerah
lokal maupun nasional
4.
Untuk menjalin silaturahmi
dan kekeluargaan diantara buruh tani dan untuk bertukar pengalaman diantara
mereka mengenai masalah-masalah pertanian
5.
Mereka mempunyai perasaan
senasip dan seperjuangan
6.
Untuk musyawarah bersama
mengenai inovasi-inovasi terbaru seputar pertanian
Faktor yang
menghambat adanya kelompok sosial dikalangan buruh tani adalah sebagai berikut:
1.
Sikap tertutup yang dimiliki
oleh para petani terhadap dunia luar
2.
Timbulnya persaingan
diantara para petani yang akhirnya dapat menjadikan hambatan adanya kelompok
sosial
3.
Kurangnya kesadaran diantara
para petani mengenai pentingnya musyawarah bersama sehingga ketika ada acara
musyawarah seringkali anggota buruh tani tersebut banyak yang tidak hadir
4.
Masalah-masalah yang terjadi
diantara individu biasanya terbawa dalam kelompok ini sehingga sering
menimbulkan konflik sosial dalam kelompok
5.
Banyak masalah-masalah dalam
musyawarah kelompok yang dipendam sehingga terbawa sampai keluar vorum
musyawarah dan menimbulkan konflik terpendam yang bisa merembet ke masalah
besar karena gisip.
Dampak yang terjadi dari proses sosial pada kelompok sosial yang ditemui
(dampak
amalgamasi,asimilasi atau konflik)
1. Amalgamasi
Dengan
adanya penyatuan kelompok buruh tani yang terjadi di desa ringinanyar
menimbulkan kebudayaan masyarakat baru, yaitu masyarakat yang lebih peduli
terhadap inovasi-inovasi baru yang mendorong majunya pertanian mereka sehingga
memungkinkan terpecahnya berbagai masalah pertanian seperti: hama dan penyakit
tanaman melalui obat-obat kimia modern yang dapat meningkatkan hasil panen
mereka. Jadi perbedaan kebudayaan di desa ringinanyar yang terjadi akibat
heterogennya daerah asal penduduk, menimbulkan inovasi-inovasi baru dari saling
bertukarnya pengalaman diantara mereka. Kemudian timbulah kebudayaan baru
diantara mereka sebagai usaha meningkatkan hasil pertanian di desanya.
2. Asimilasi
Dari
kelompok buruh tani di desa ringinanyar ini yang beranggotakan masyarakat dari
berbagai daerah di indonesia dengan kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda-beda,
mereka berusaha untuk mengurangi perbedaan dengan saling toleransi dan
menghormati sehingga terbentuklah suatu kelompok sosial yang dinamis. Demi
tercapainya tujuan bersama, yaitu memajukan pertanian di desa mereka.
3. Konflik
Tidak
jarang kelompok sosial buruh tani di desa ringinanyar ini mengalami suatu
konflik baik yang bersifat individual maupun kelompok. Konflik yang bersifat
individu biasanya terjadi karena adanya perselisihan personal diantara mereka.
Sebagai contoh yaitu perebutan pengairan diladang sawah mereka yang biasanya
terjadi di musim kemarau, masalah ini biasanya dapat menimbulkan konflik
diantara petani yang juga dapat terbawa di dalam kelompok sosial mereka. Di
dalam kelompok biasanya mereka saling menjatuhkan dan mencari kawan dalam
kelompok yang bisa mengakibatkan konflik yang lebih besar yaitu konflik
kelompok di dalam kelompok sosial mereka. Itulah dampak negativ yang bisa
timbul dari adanya kelompok sosial.
Kelompok sosial yang mengalami proses asosiatif dan disosiatif
1. Asosiatif (kerjasama)
Kelompok
sosial ibu-ibu PKK dalam kelompok sosial ini terjadi proses asosiatif atau
kerjasama, hal itu dapat dilihat dari program-program yang dibuat oleh ibu-ibu
PKK seperti membuat resep masakan baru, mengumpulkan dana untuk menyantuni
anak-anak yatim/fakir miskin/panti jompo. Dalam kegiatan ini sudah bisa kita
lihat kerjasama diantara mereka untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok sosial
ibu-ibu PKK ini biasanya anggotanya terbentuk dari berbagai kalangan yang
mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, namun di dalam kelompok sosial ini
perbedaan tersebut berusaha disatukan agar tidak terjadi perselisihan diantara
mereka demi tercapainya tujuan bersama.
2. Disosiatif (perpecahan)
Salah satu
contoh kelompok sosial yang bersifat disosiatif yaitu GAM (gerakan aceh merdeka).
Dalam kelompok sosial ini mereka menginginkan perpecahan dengan bangsa
indonesia dan menginginkan membentuk negara baru. Dalam kelompok ini berdampak
pada terjadinya konflik antara anggota GAM dan masyarakat Indonesia. Sebab
masyarakat Indonesia menginginkan keutuhan NKRI sementara GAM menginginkan
kemerdekaannya. Inilah yang menyebabkan kerusuhan dan menimbulkan pertumpahan
darah diantara kedua belah pihak. Perpecahan yang terjadi dalam kasus ini yaitu
para anggota GAM yang pecah dan tidak merasa lagi menjadi angota dari NKRI.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses
sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu
yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku
dalam kehidupan masyarakat. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua
kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama.Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang
juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan
syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Berlangsungnya
suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor yaitu:Imitasi, Sugesti,
Identifikasi, Proses simpati.Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya
kontak sosial dan komunikasi.Proses sosial ada yang bersifat asosiatif
(kerjasama) dan desosiatif (perpecahan).
B. Saran
Kami
menyarankan bahwa dalam proses sosial terjadi banyak perubahan dalam kehidupan
kita. Perubahan tersebut bisa bersifat mendasar meliputi sandi-sandi kehidupan
dasar masyarakat maupun yang hanya bersifat ringan. Dan perubahan sosial
tersebut ada yang berdampak positif maupun negatif. Maka dari itu kita harus
benar-benar selaktif memfilter hal-hal baru yang masuk pada kehidupan kita
sebagai hasil dari adanya proses sosial. Agar kita tidak terjerumus pada
hal-hal yang salah dan tidak sesuai dengan moral dan kebudayaan asli bangsa
kita