Minggu, 24 November 2013

SANG PENJAHIT
Tugas Ilmu Budaya Dasar
Sinopsis
sang penjahit
Pak Syarif seorang kakek tua mantan veteran yang sekarang menjadi seorang penjahit menerima pesanan menjahit bendera merah putih raksasa dari seorang mahasiswa, karena keteledorannya, bendera merah putih yang tadi telah selesai dikerjakan tertumpahan kopi. Jiwa patriotismenyapun tergugah, merah putih haruslah sempurna. Ia lalu mulai mencari cara  menggantikan kain putih yang tertumpah kopi tadi. Karena hari terlampau dini belum ada 1 toko kain pun yang buka, akhirnya terbersit ide untuk menggunakan seprei berwarna putih miliknya. Hari telah pagi si pemesan datang untuk mengambil pesanannya, karena belum selesai di jahit Pak Syarif meminta ia menunggu sebentar saja sampai ia selesai. Kala menunggu mata si pemesan tertuju pada bendera merah putih yang tadi tertumpahan kopi. Walaupun tidak sempurna si pemesan tetap mengambil bendera dan menggunakannya dalam aksi demonstrasi yang berujung ricuh dan merah putih terinjak-injak. Pak Syarif yang melihat dari tayangan TV tetangga hanya bisa bersedih memikirkan bagaimana merah putih yang sangat ia jaga kesuciannya, merah putih yang melambangkan usaha para pejuang memerdekaan Indonesia di usung dengan tidak hormat.
Pesan moral
Generasi muda saat ini memandang nasionalisme sejati ada di dalam hati dan pikiran bukan dalam bentuk fisik seperti bendera dan lainnya. Sedangkan generasi pejuang kemerdekaan mempunyai pandangan dan keyakinan bahwa nasionalisme tidak hanya di dalam hati dan pikiran, namun juga terdapat pada bentuk fisik seperti bendera, yang harus dijaga dan diperlakukan dengan baik, karena untuk meraih kemerdekaan dulu melalui proses perjuangan yang sangat panjang, dan bendera itu adalah cerminan dari perjuangan kita meraih kemerdekaan dan simbol nasionalisme kita
Nilai nilai
Pak Sarip digambarkan dengan Kehidupannya yang Sederhana, Rajin bekerja, Memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, Ulet, Bertanggungjawab, Disiplin, Jujur.
Sedangkan, Ari dengan semangat darah mudanya yang juga memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dengan perhatian pada kondisi negara yang saat itu mengalami krisis moneter melalui aksi demonstarsinaya. Dia pun seseorang yang bisa menghargai orang lain.