Rabu, 05 April 2017

Nama : Helda Ernawati
NPM : 13213995
Kelas : 4EA14


Orchid

Orchid is one of ornamental plants in the form of parasite. It has been known since 200 years ago but it has been cultivated in Indonesia since last 50 years. They mostly found in the tropical area. Based on the nature of their life, it can be divided into three groups, namely Ephytis, Semi Ephytis, and Terrestris. Ephytis is the orchid which lives on other plants. Semi Ephytis is the orchid which lives on the other plants but do not damage the main plant. While Terrestrial is the orchid which grows on the ground.
They have beautiful and unique flowers that are different from others. It arranged as a compound  system appearing from its stalk. This flower shaped as a bilateral symmetry. Its petals have the same color with the crown. The leaves are quite thick and usually elongated oval. Its thick leaves serves to store water. Its stem is jointed and thick. This stem is coated by wax layer which serves to prevent water evaporation. It has green fruit and shaped like a capsule. Inside its fruit, there are seeds which are very small and lightweight so it is easy to get carried away by the wind to the other places. Its seed will only grow if stick in the appropriate media because they do not have a storage to keep reserves food.
They have so many types with variety of shapes and colors. The types of them such as: Vanda or also known as a cut flower; orchid which has a great flower known as Grammatophyllum; orchid soil or Spathyphyllum and others. Besides as ornamental plants, they can also be used as a mixture of herbs, ingredients perfume or hair oils.
They will grow well when exposed to sufficient sunlight and have a lot of food sources. The media used to plant them are charcoal and brick for ephytis orchid and semi ephytis, compost and chaff for terrestrialorchids, while broken tiles and chaff are the media for semi terrestrial orchid.

British English - American English
Colour - color


Jumat, 08 Juli 2016

Nama          : Helda Ernawati
Kelas           : 3EA14
NPM           : 13213995

ARTIKEL KESEHATAN

Terlalu Sering Konsumsi Es Teh Manis, Seseorang Akan Lebih Mudah Terserang Penyakit Mematikan

Es teh adalah salah satu minuman yang paling populer bagi masyarakat. Es teh bisa diminum baik siang ataupun malam meskipun banyak orang yang berpikir jika es te akan jauh lebih nikmat jika dikonsumsi di siang nan terik karena kita tentu bisa merasa segar.


Sayangnya, di balik segarnya es teh yang kita nikmati, jika kita mengkonsumsinya terlalu berlebihan kita bisa mendapatkan resiko lebih besar mendapatkan penyakit batu ginjal. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Harian Times of India memberitakan bahwa es teh, bayam, dan juga cokelat ternyata memiliki kandungan oxalate dalam konsentrasi yang cukup tinggi.

Kandungan oxalate yang cukup tinggi inilah yang bisa memicu masalah batu ginjal dalam tubuh. Kandungan oxalate sebenarnya sangat baik bagi tubuh jika berada dalam kadar yang normal.

Oxalate berfungsi untuk menyerap konsentrasi kalsium atau mengikat kalsium yang tentu akan berguna bagi kesehatan tulang dan gigi. Sayangnya, jika konsentrasi kalsium terlalu berlebihan, maka oxalate yang berupa kristal ini akan mengendap pada ginjal dan membentuk batu ginjal.

Selain oxalate, batu gunjal juga bisa berasal dari penumpukan kristal yang terdiri dari garam dan mineral yang tidak terpakai pada ginjal atau saluran kemih dan lama kelamaan akan mengendap dan membatu.

Penyakit batu ginjal ini sangat menyiksa dan bahkan jika dibiarkan begitu saja, ginjal bisa mengalami infeksi dan menyebabkan gagal ginjal.

Dengan adanya realita ini, apakah berarti kita tidak diperbolehkan mengkonsumsi minuman favorit ini? Ternyata kita masih bisa mengkonsumsi es teh, hanya saja, kini kita harus lebih cermat dalam memilih es teh.

Tahukah anda, banyak penyedia es teh yang ternyata memakai es yang berasal dari air yang belum matang?
Es yang tidak matang biasanya akan berwarna putih layaknya salju dan penuh dengan gelembung jika dibandingkan dengan es yang berasal dari air matang yang cenderung bening.

Selain memilih es yang sudah matang, kita juga harus mengecek apakah gula yang dipakai terlalu banyak atau tidak.

Ada baiknya kita meminum es teh yang memiliki kandungan gula yang sedikit saja dan jika kita ingin mendapatkan rasa manis, maka kita bisa memakai lemon atau daun mint yang bisa menyebabkan rasa unik pada es teh kita.

Jumat, 03 Juni 2016

Nama              : Helda Ernawati
NPM               : 13213995
Kelas               : 3EA14

Konvensi Naskah
Konvensi naskah adalah semua persyaratan formal yang sudah berdasarkan ketentuan ,aturan yang lazim dan sudah disepakati bersama dalam suatu penulisan agar tampak lebih bagus dengan segala persyaratan yang meliputi bagian – bagian pelengkap dan kebiasaan kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan .

 
SYARAT FORMAL PENULISAN SEBUAH NASKAH

Sebuah karangan harus memenuhi tiga aspek utama persyaratan formal, yaitu : Bagian pelengkap pendahuluan , Isi karangan , Bagian pelengkap penutup . Selain itu , karangan memerlukan adanya pengorganisasian karangan

Adapun unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:

A. Bagian Pelengkap Pendahuluan

a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b. Halaman Judul
c. Halaman Persembahan (kalau ada)
d. Halaman Pengesahan (kalau ada)
e. Kata Pengantar
f.  Daftar Isi
g. Daftar Gambar (kalau ada)
h. Daftar Tabel (kalau ada)

B. Bagian Isi Karangan

a. Pendahuluan
b. Tubuh Karangan
c. Kesimpulan

C. Bagian Pelengkap Penutup

a. Daftar Pustaka (Bibliografi)
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup Penulis
Dengan pemaparan intisari sebagai berikut :


A. Bagian Pelengkap Pendahuluan

Bagian pelengkap pendahuluan adalah bagian yang bertugas sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu agar terlihat lebih menarik dan pada bagian ini tidak membahas sama sekali tentang isi dari karangan tersebut

a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul

Halaman judul pendahuluan hanya mencantumkan judul karangan atau judul buku yang ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah halaman agak ke atas.Halaman ini hanya tercantum nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (kelas, nomor pokok mahasiswa ), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:

·                     Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
·                     Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
·                     Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
·                     Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
·                     Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
·                     Judul diketik dengan huruf kapital
·                     Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat
·                     Nama penulis ditulis dengan huruf kapital
·                     Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
·                     Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
·                     Komposisi tidak menarik.
·                     Tidak estetik.
·                     Hiasan gambar tidak relevan.
·                     Variasi huruf jenis huruf.
·                     Kata “ditulis (disusun) oleh.”
·                     Kata “NIM/NRP.”
·                     Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
·                     Kata-kata yang berisi slogan.
·                     Ungkapan emosional.
·                     Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
b. Halaman Persembahan

Bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu halaman, biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.

c. Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah.Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.

Hal-hal yang harus dihindarkan:
·                     Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
·                     Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
·                     Tulisan melampaui garis tepi.
·                     Menulis nama tidak lengkap.
·                     Menggunakan huruf yang tidak standar.
·                     Tidak mencantumkan gelar akademis.
d. Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Sifatnya formal dan ilmiah. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
·                     Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·                     Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
·                     Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
·                     Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
·                     Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
·                     Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
·                     Harapan penulis atas karangan tersebut.
·                     Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
·                     Menguraikan isi karangan.
·                     Mengungkapkan perasaan berlebihan.
·                     Menyalahi kaidah bahasa.
·                     Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
·                     Kurang meyakinkan.
·                     Kata pengantar terlalu panjang.
·                     Menulis kata pengantar semacam sambutan.
·                     Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e. Daftar Isi

Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis yang berfungsi untuk merujuk nomor halaman dan tersusun secara konsisten dengan baik. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.

f. Daftar Gambar

Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.

g. Daftar Tabel
 
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.


B. Bagian Isi Karangan

Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.

a. Pendahuluan

Pendahuluan adalah bab I karangan. Pendahuluan bertujuan menarik perhatian pembaca, dengan menginfokan masalah apa yang akan dibahas dari bab awal hingga akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1.                   Latar belakang masalah
2.                   Tujuan penulisan berisi target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai
3.                   Ruang lingkup masalah berisi pembatasan masalah yang akan dibahas.
4.                   Landasan teori
5.                   Sumber data penulisan berisi data- data yang bersesuaian dengan pembahasan
6.                   Metode dan teknik penulisan berisi penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan dan teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data.
7.                   Sistematika penulisan berisi gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
b. Tubuh Karangan

Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah dan disinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1.                  Ketuntasan materi
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer.
2.                   Kejelasan uraian/deskripsi
 yang terbagi tiga yaitu :
o        Kejelasan konsep
o        Kejelasan bahasa 
o        Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta 
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
1.                  Subjektivitas
2.                  pembuktian pendapat tidak mencukupi
c. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan bagian penutup dari isi karangan dan merupakan suatu intisari dari karangan mulai dari bab awal hingga akhir .Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
1.                  Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting yang sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
2.                  Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu. 
C. Bagian Pelengkap Penutup

Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.

a. Daftar pustaka (Bibliografi)

Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan daftar pustaka.

Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
1.                  Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
2.                   Tahun terbit.
3.                   Judul buku: penulisannya bercetak miring.
4.                   Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
5.                   Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Keterangan:
·                     Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
·                      Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
·                      Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
·                      Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
·                      Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.
b. Lampiran (Apendix)

Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki.Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.

c. Indeks

Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad).

d. Riwayat Hidup Penulis

Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang.